Patah hati bukan lah permasalahan yang
sepele karena ada orang yang meninggal lantaran di tinggal oleh
pasangannya. Hal ini ini dibuktikan dengan adanya laporan baru-baru ini
yang menyatakan bahwa ada pasangan yang meninggal bersama dalam waktu 28
jam, Bahkan ada yang meninggal kurang dari 24 jam.
Sekilas hal ini terlihat berlebihan, namun di balik semua ini ada
beberapa penelitian yang membuktikan ada orang yang meninggal karena
patah hati. Pada tahun 1969 Parkes et al menerbitkan buku berjudul ”
Broken Heart: A Statistical Study of Increased Mortality among Widowers
“. Buku tersebut dibuat berdasarkan penelitian orang yang telah
ditinggal pasangannya.
Salah satu pembahasan dalam buku tersebut yakni jika seorang pria
kehilangan istrinya maka Ia akan diprediksi meninggal dalam waktu enam
bulan lebih cepat.
Pada tahun 60an dan 70 an banyak janda dan duda yang meninggal 7-12
bulan kemudian setelah pasangannya meninggal. Sebanyak 90% penduduk
Clifornia meninggal dua tahun kemudian setelah ditinggal pasangannya.
Baru-baru ini juga telah dilakukan penelitian di University of
Glasgow yang menemukan bahwa sebanyak 30% janda dan duda meninggal 6
bulan kemudian setelah ditinggal pasangannya.
Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Sebuah studi pada tahun 2005 menyatakan bahwa stres emosional dapat
menyebabkan manusia meninggal lebih cepat. Seorang ahli jantung, Ilan
Wittstein mengatakan stres dapat berakibat seperti penyakit jantung. EKG
mereka tidak normal, kinerja darah tidak normal, namun ketika di
periksa, semua itu terlihat normal. Tidak ada penyumbatan di pembulu
darah arteri.
Dalam pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa stres bisa
menyebabkan manusia meninggal lebih cepat. Kejadian ini biasanya di
alami ketika sesorang sedang mengalami patah hati. Tidak hanya setres,
namun ada banyak penyebab meninggalnya manusia, namun pada dasarnya jika
ada manusia yang meninggal itu karena sudah ditentukan oleh Allah.