Menulis Itu Sehat


Dalam hidup kita pasti punya masalah. Nah, ketika kita punya masalah, salah satu cara yang seirng dilakukan untuk meredakan emosi adalah bicara dengan orang lain atau curhat. Tapi tahukan Anda bahwa curhat mengandung resiko. Apalagi jika Anda curhat dengan orang yang salah. Bukannya selesai, malah timbul masalah.

Ada cara lain yang lebih efektif untuk mencurahkan emosi ketika ada masalah, yaitu menulis. Ya, menulis merupakan sebuah sarana untuk meluapkan emosi. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa menulis bisa meningkatkan kebahagiaan, berpengaruh pada kesehatan dan menjernihkan pikiran.

Memang ada 2 cara dalam mengungkapkan emosi, yaitu:
1. Verbal (menulis).
2. Nonverbal (berteriak, menangis, menggambar)

Menulis lebih efektif karena akan membuat pikiran menjadi terstruktur dan memperlambat berpikir. Dari segi kesehatan, menulis baik bagi jantung, peredaran darah, dan kekebalan tubuh.

Manfaat menulis dirasakan oleh mantan presiden BJ. Habibie. Saat istri tercinta meninggal dunia, Habibie sangat sedih dan terpukul. Hampir setiap hari ia datang ke makam istrinya. Suatu hari dokter pribadinya berkata bahwa jika kalau hal ini terjadi terus menerus, maka tidak lama lagi Habibie akan ‘menyusul’ Ibu. Habibie menjawab bahwa ini ia lakukan karena terdorong perasaan sedih. Istrinya adalah separuh jiwanya. Dokter itu lalu menyarankan Habibie untuk menulis. Ya, ia disarankan untuk menuangkan perasaannya kedalam tulisan. Maka Habibie pun mulai mengambil laptopnya, dan mencurahkan isi hatinya kedalam tulisan. Setelah tulisan itu selesai, Habibie merasa lega. Perasaan duka perlahan-lahan hilang. Habibie pun kini sudah menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Curahan hati Habibie itu bahkan akhirnya menjadi sebuah buku.

Yang perlu diketahui:
- Tidak semua kegiatan menulis itu positif. Menulis menjadi positif kalau digunakan untuk sesuatu yang tidak bisa kita kontrol atau ada diluar kendali kita. Tapi kalau untuk sesuatu yang bisa kita kontrol (ada dalam kendali kita), maka menulis menjadi tidak positif. Contohnya ketika suami istri ada masalah. Dalam masalah ini, menggunakan tulisan menjadi tidak efektif, karena masing-masing bisa bertemu. Lebih meluangkan wkatu untuk berkomunikasi.

- Tidak selalu menulis merupakan solusi. Menulis menjadi solusi kalau orang yang ingin kita sampaikan tidak terjangkau oleh kita, atau malah akan menimbulkan akibat buruk kalau kita berbicara langsung.

Cobalah untuk menulis, curahkan isi hati Anda. Nikmati kata demi kata yang Anda tulis. Jangan ada beban tentang gramar dan ejaan. Lakukan seperti Anda menulis dalam buku diary. Jangan merasa Anda tidak bisa menulis dengan baik. Selamat menulis!

No comments: