Howard Greenbaum mengemukakan prosedur audit komunikasi yang dapat
diterapkan pada level sistem komunikasi secara
keseluruhan/organizational system dan pada level kegiatan-kegiatan
komunikasi khusus/individual communication activity.
Struktur Keseluruhan Sistem Komunikasi
pengkajian secara makro dari sistem komunikasi bertolak dari tujuan organisasi dan rencana-rencana organisasi, agar dapat menentukan kebijakan-kebijakan komunikasi secara eksplisit maupun implisit.
Bila tujuan-tujuan organisasi dan kebijakan-kebijakan komunikasi telah diketahui selanjutnya diaplikasikan ke dalam action/pelaksanaan.
pengkajian secara makro dari sistem komunikasi bertolak dari tujuan organisasi dan rencana-rencana organisasi, agar dapat menentukan kebijakan-kebijakan komunikasi secara eksplisit maupun implisit.
Bila tujuan-tujuan organisasi dan kebijakan-kebijakan komunikasi telah diketahui selanjutnya diaplikasikan ke dalam action/pelaksanaan.
Langkahnya dengan menginventaris
kegiatan-kegiatan komunikasi dan analisis yang meliputi klasifikasi
berbagai kegiatan komunikasi menurut tingkatannya (individu, kelompok
dan organisasi), menurut fungsi komunikasi (informatif, pengaturan,
persuasif, integratif).
Data yang diperoleh ditambah
materi-materi umum tentang pengaruh lingkungan atas perilaku
kepemimpinan merupakan faktor-faktor situasional organisasi.
Informasi tentang Sumber Daya
Manusia yang dikaitkan dengan faktor-faktor situasional organisasi
ditambah pengetahuan tentang berbagai rencana, polesi, tanggungjawab,
metode pelaksanaan dan sikap-sikap, bisa digunakan sebagai dasar untuk
mengajukan saran perubahan dan program-program komunikasi yang
men-support seluruh sistem komunikasi.
Struktur Kegiatan Komunikasi Khusus
Aspek mikro dari pengujian sistem komunikasi berkaitan dengan masing-masing kegiatan komunikasi.
Langkahnya : analisis tujuan komunikasi yang sudah dirumuskan menurut kinerja yang sesuai untuk mengembangkan petunjuk tentang prosedur bagaimana kegiatan dilaksanakan. (terlebih dulu membuat standar kinerja baik dalam bagian maupun keseluruhan).
Aspek mikro dari pengujian sistem komunikasi berkaitan dengan masing-masing kegiatan komunikasi.
Langkahnya : analisis tujuan komunikasi yang sudah dirumuskan menurut kinerja yang sesuai untuk mengembangkan petunjuk tentang prosedur bagaimana kegiatan dilaksanakan. (terlebih dulu membuat standar kinerja baik dalam bagian maupun keseluruhan).
Kriteria-kriteria yang harus
dikembangkan ; pesan media- saluran- ketepatan waktu- kondisi-kondisi
interaksi- arah- partisipasi- inisiatif- persiapan- feedback- kejelasan
arti/clarity- pengulangan/redundancy- dan berbagai sub klasifikasi lain
dalam perilaku komunikasi.
Bandingkan data yang terkumpul
dari kinerja secara empiris dan standar kinerja yang telah dirumuskan,
bila terjadi penimpangan, menjadi bahan studi lanjutan.
Pengkajian penyimpangan tersebut
dapat dijadikan landasan untuk perubahan-perubahan dalam kebijakan dan
kegiatan komunikasi khusus serta pelatihan dan tindakan pendukung mana
yang dalam iklim komunikasi – arus informasi- teknologi informasi- pesan
kekuasaan- proses interpersonal dan proses kelompok- kepemimpinan-
konflik
Joyce F Jones : Proses prosedur PR melalui 4 tahap
1. Finding Out What We Think
Wawancara dengan manajemen puncak dan menengah lalu gunakan analisis SWOT untuk menelaah kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada di lembaga, serta publik yang relevan dan masalah-masalah terkait untuk dikembangkan secara efektif dan cepat.
Wawancara dengan manajemen puncak dan menengah lalu gunakan analisis SWOT untuk menelaah kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada di lembaga, serta publik yang relevan dan masalah-masalah terkait untuk dikembangkan secara efektif dan cepat.
2. Finding Out What They Think
Audit untuk mengkaji kedekatan pandangan antara lembaga dan publik adakah kesamaan atau tidak dan favourable atau unfavourable.
Audit untuk mengkaji kedekatan pandangan antara lembaga dan publik adakah kesamaan atau tidak dan favourable atau unfavourable.
3. Evaluating The Disfarity
Merupakan tolak ukur PR yang menggambarkan asset, kemampuan, kekuatan, kelemahan yang dirancang berdasarkan analisis perbedaan melalui langkah I dan II.
Merupakan tolak ukur PR yang menggambarkan asset, kemampuan, kekuatan, kelemahan yang dirancang berdasarkan analisis perbedaan melalui langkah I dan II.
4. Recomending
Membuat perencanaan audit, program dan tujuan kerja PR secara jelas, lengkap dan komprehensif yang direkomendasikan ke pimpinan agar diperoleh titik temu dengan tujuan lembaga untuk mengantisipasi perbedaan yang mungkin timbul dikemudian hari.
Membuat perencanaan audit, program dan tujuan kerja PR secara jelas, lengkap dan komprehensif yang direkomendasikan ke pimpinan agar diperoleh titik temu dengan tujuan lembaga untuk mengantisipasi perbedaan yang mungkin timbul dikemudian hari.
MODEL AUDIT KOMUNIKASI
MODEL STRUKTUR KONSEPTUAL
Menurut Howard Green Baum
Komunikasi keorganisasian sebagai sebuah sistem memiliki maksud atau
tujuan akhir (purpose), tata kerja atau prosedur pelaksanaan
(operational prosedures) dan struktur (structures) Sistem komunikasi
keorganisasian memadukan sekelompok sub sistem, yakni jaringan-jaringan
komunikasi fungsional, yang masing-masing terkait pada tujuan
organisasi.
Dalam teori komunikasi organisasi dikenal empat subsistem komunikasi pokok:
1. Jaringan komunikasi regulasi (regulative)
2. inovasi (innovative)
3. integrasi (integrative)
4. informasi (informative) atau instruksi (instructive)
1. Jaringan komunikasi regulasi (regulative)
2. inovasi (innovative)
3. integrasi (integrative)
4. informasi (informative) atau instruksi (instructive)
Dilihat dari kepentingan
organisasi, jaringan komunikasi tersebut bermanfaat untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi, yang menurut James Price (1968) dapat
dibedakan menjadi 4 kategori, yakni:
1. Keseragaman (conformity)
2. Penyesuaian (adaptiveness)
3. Semangat kerja (morale)
4. Pelembagaan (institutionalization)
1. Keseragaman (conformity)
2. Penyesuaian (adaptiveness)
3. Semangat kerja (morale)
4. Pelembagaan (institutionalization)
MODEL EVALUASI KOMUNIKASI
Model
Komunikasi Keorganisasian (Organizational Communication Evaluation;
disingkat OCE) merupakan pemeriksaan dan penilaian atas praktek dan
kegiatan-kegiatan komunikasi pada situasi tertentu.
Sebagai perspektif fungsional, OCE membangun data tentang variabel penting yang terkait dengan kerja sistem komunikasi, seperti fungsi-fungsi komunikasi, jaringan komunikasi, sistem-sistem komunikasi formal dan informal, proses-proses komunikasi dalam konteks berpasangan (dyadic), kelompok (group) dan publik (public). Manfaat dari OCE tidak dapat dilihat secara langsung dan gamblang, karena sering disertai munculnya masalah-masalah etika yang membutuhkan pertimbangan bijaksana.
Sebagai perspektif fungsional, OCE membangun data tentang variabel penting yang terkait dengan kerja sistem komunikasi, seperti fungsi-fungsi komunikasi, jaringan komunikasi, sistem-sistem komunikasi formal dan informal, proses-proses komunikasi dalam konteks berpasangan (dyadic), kelompok (group) dan publik (public). Manfaat dari OCE tidak dapat dilihat secara langsung dan gamblang, karena sering disertai munculnya masalah-masalah etika yang membutuhkan pertimbangan bijaksana.
MODEL PROFIL KOMUNIKASI KEORGANISASIAN
Profil
Komunikasi Keorganisasian (Organizational Communication Profile)
disingkat OCP pada dasarnya merupakan model analisis fungsional sistem
organisasi.”Analisis fungsional secara sederhana dapat diuraikan sebagai
”penggunaan pengetahuan dari ilmu sosial untuk memeriksa keadaan masa
kini (dalam) suatu organisasi yang dimaksudkan untuk menemukan
jalan-jalan yang dapat digunakan untuk memperbaikinya”.
Proses dalam organisasi, menurut
pengamatan Edgar Schein (1969) meliputi 6 unsur kritis yang selalu
membutuhkan pemeriksaan, yaitu:
1. Komunikasi
2. Peran dan fungsi masing-masing anggota dalam berbagai kelompok (member
roles dan functions in groups)
3. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan kelompok (group problem solving dan decision making)
4. Norma-norma kelompok dan pertumbuhan kelompok (group norms and decision making)
5. Kepemimpinan dan kewenangan (leadership and authority)
6. Kerjasama maupun persaingan antar kelompok
1. Komunikasi
2. Peran dan fungsi masing-masing anggota dalam berbagai kelompok (member
roles dan functions in groups)
3. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan kelompok (group problem solving dan decision making)
4. Norma-norma kelompok dan pertumbuhan kelompok (group norms and decision making)
5. Kepemimpinan dan kewenangan (leadership and authority)
6. Kerjasama maupun persaingan antar kelompok
Pemeriksanaan atas proses
organisasi mempunyai dasar etiologis , yakni menentukan sumber penyebab
dari peristiwa. Misalnya mencari situasi tertentu mana suatu jens
ganjaran dapat meningkatkan komitmen karyawan.
Pembuat analisis fungsional
mencoba mencari faktor-faktor penyebab atau pengaruh yang menimbulkan
persoalan-persoalan yang timbul dengan harapan ia dapat mengatasi
persoalan-persoalan tersebut.
Model analisis fungsional ini memandang komunikasi keorganisasian sebagai faktor penyebab efektif dan tidak efektifnya kerja fungsional organisasi atau sebagai simtem atau gejala tidak sehatnya organisasi. Secara positif dapat dikatakan bahwa proses komunikasi atau kemantapan proses komunikasi dapat menimbulkan hubungan kerja yang efektif dan produktivitas yang tinggi. Atau secara negatif pemeriksaan proses komunikasi dapat menghasilkan informasi yang dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa kritis-berbagai simptom-dalam organisasi, seperti ketidakpuasan karyawan, anjloknya produktivitas, keresahan karyawan, meningkatnya jumlah karyawan yang keluar dan mengendornya kerjasama kelompok.
Model analisis fungsional ini memandang komunikasi keorganisasian sebagai faktor penyebab efektif dan tidak efektifnya kerja fungsional organisasi atau sebagai simtem atau gejala tidak sehatnya organisasi. Secara positif dapat dikatakan bahwa proses komunikasi atau kemantapan proses komunikasi dapat menimbulkan hubungan kerja yang efektif dan produktivitas yang tinggi. Atau secara negatif pemeriksaan proses komunikasi dapat menghasilkan informasi yang dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa kritis-berbagai simptom-dalam organisasi, seperti ketidakpuasan karyawan, anjloknya produktivitas, keresahan karyawan, meningkatnya jumlah karyawan yang keluar dan mengendornya kerjasama kelompok.
Gangguan dari berbagai variabel
dalam proses komunikasi, seperti distorsi informasi, hambatan-hambatan
dalam iklim komunikasi, arus informasi, teknologi komunikasi, pesan
kekuasaan, proses interpersonal dan proses kelompok, kepemimpinan dan
konflik dapat dilihat sebagai sumber ketidakefetifan organisasi maupun
sebagai dampak dari ketidakefektifan tersebut.
Sahabat Semangat Inspirasi, inilah sedikit pembahasan mengenai cara atau prosedur audit komunikasi. Semoga bermanfaat
Sahabat Semangat Inspirasi, inilah sedikit pembahasan mengenai cara atau prosedur audit komunikasi. Semoga bermanfaat
3 comments:
Informasi yang sangat lengkap sekali,thanks informasinya :)
Mampir ke blog saya di : Belajar Cari Uang Lewat Internet :)
tukeran link yok gan!!
untuk tekeran link silahkan anda copy link otomatis sya di Cara Membuat BackLink otomatis di Blogspot atau http://semangatinspirasi.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-backlink-otomatis-di.html kemudian anda pasang di blog anda lalu anda klik link saaya maka secara otomatis link anda akan terpasang di blog saya. terima kasih telah berkunjung.
Post a Comment