BELAJAR ILMU EKONOMI DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI (Bagian Pertama)

Sahabat Semangat Inspirasi, Sebagai seseorang yang mempelajari mengenai ilmu ekonomi, saya adalah termasuk salah seorang yang begitu takjub akan banyaknya praktek teori-teori ilmu ekonomi yang dapat saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja, jual beli, konsumsi, produksi, distribusi, jenis barang, pasar dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin beberapa contoh yang saya sebutkan di atas, anda sudah sangat mengenalnya. Tapi sadarkah anda ada beberapa kejadian yang mungkin sangat sering anda alami, yang merupakan bagian dari ilmu ekonomi, tetapi anda tidak menyadarinya.
Kalau begitu mari langsung saya ajak anda saja untuk mengenal lebih jauh lagi mengenai teori-teori ekonomi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
  • Contoh Kasus 1 :
Anda pergi ke pasar tradisional di waktu subuh, anda membeli sayur-sayuran, ikan dan daging yang masih segar, anda pasti akan mendapatkan harga yang cukup tinggi. Katakanlah harga seikat kangkung di pagi hari 2500 rupiah. Jam 7 pagi harga kangkung tersebut akan turun menjadi 2000 rupiah. Jam 9 pagi harganya turun lagi menjadi 1500 rupiah. Jam 12 siang mungkin harga 1 ikatnya hanya 500 rupiah saja. Hal ini terjadi karena sayur-sayuran, ikan dan daging tersebut mungkin sudah tidak segar lagi
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Jika harga pokok kangkung itu adalah 1500 rupiah, apakah pedagang rugi ketika menjual kangkung tersebut seharga 500 rupiah saja pada jam 12 siang? Jawabannya adalah TIDAK. Contoh kasus di atas dalam ilmu ekonomi dinamakan dengan DISKRIMINASI HARGA, artinya penjual menerapkan harga yang berbeda-beda untuk setiap konsumen berdasarkan reservation price (Willingness To Pay/kemauan untuk membayar) konsumen tersebut. Maksudnya penjual tidak akan mengalami kerugian, karena di waktu subuh ia sudah mengambil keuntungan berkali-kali lipat dari harga pokok, yang digunakan sebagai cadangan apabila barang dagangannya tidak habis terjual pada hari itu, atau sayurannya sudah layu karna tidak terjual sampai siang hari.
  • Contoh Kasus 2 :
Saat lebaran, anda ingin mudik, mendapati harga tiket kereta api, melonjak sampai dengan 300% dibanding pada hari biasanya. Anda sering menghemat penggunaan listrik di malam hari, karena anda tahub bahwa tarif listrik pada malam hari jauh lebih mahal, dibandingkan dengan tarif listrik pada siang hari.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus di atas dinamakan dengan PEAK LOAD PRICING, yaitu produsen membebankan harga yang lebih tinggi pada waktu permintaannya banyak/tinggi, atau pada saat konsumen banyak memerlukan/menggunakan produk/jasa tersebut.
  • Contoh Kasus 3 :
Anda mencoba untuk berwirausaha, katakanlah mencoba berjualan gorengan. Anda mempunyai modal Rp. 100.000,-. Kemudian anda olah menjadi berbagai jenis gorengan dan anda jual seharga 500 rupiah. Pada siang hari anda berhasil menjual gorengan sebanyak 200 buah.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Dalam ilmu ekonomi, ini dinamakan dengan BREAK EVEN POINT (BEP) atau titik impas. BEP adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang dengan modal yang dikeluarkan, sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan.
  • Contoh Kasus 4 :
Anda naik kendaraan umum, lalu ada penumpang di sebelah anda yang merokok, lalu anda tiba-tiba menjadi batuk, karena menghirup asap rokok tersebut.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Dalam ilmu ekonomi, ini dinamakan dengan EXTERNALITAS DIS-EKONOMIS atau eksternalitas yang merugikan. Eksternalitas merugikan adalah kerugian yang di derita oleh pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lainnya.
  • Contoh Kasus 5 :
Tetangga anda baru saja membangun sebuah taman kecil di depan rumahnya, dengan kolam ikan yang jernih, tanaman yang indah dan suara gemericik air yang begitu sejuk di telinga. Setiap sore anda sering bersantai di teras rumah, sambil melihat keindahan taman tersebut dan mendengarkan gemericik air yang jatuh ke kolam ikan, dan anda merasa senang karena hal tersebut.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Dalam ilmu ekonomi, ini dinamakan dengan EXTERNALITAS EKONOMIS atau BENEFIT EXTERNALITY atau disebut juga eksternalitas yang menguntungkan. Eksternalitas yang menguntungkan adalah keuntungan atau manfaat yang dinikmati oleh pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lainnya.
  • Contoh Kasus 6 :
Harga beras naik, dari Rp. 8000/kg menjadi Rp. 10.000/kg. Anda merasa berat dengan kenaikan harga tersebut, tetapi anda tetap memaksakan untuk membeli beras, karena itu merupakan kebutuhan pokok bagi keluarga anda.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Jika anda menjawab anda memaksakan diri membeli beras, itu karena beras adalah kebutuhan pokok, maka anda tidak salah. Akan tetapi selain karena beras adalah barang pokok, tetapi karena ia juga merupakan barang yang masuk kategori IN-ELASTIS. Barang In-Elastis artinya adalah barang-barang yang jumlah permintaannya relatif tidak akan mengalami perubahan, walaupun harga barang tersebut berubah. Contoh lain dari barang In-Elastis adalah bensin, dan sembako.
  • Contoh Kasus 7 :
Anda ingin membeli handphone blackberry keluaran terbaru. Ternyata harga telepon genggam itu adalah 5 juta rupiah. Anda hanya memiliki uang 4 juta saja. Akhirnya anda pulang ke rumah dan tidak jadi membeli handphone itu. Tiga hari kemudian anda lewat lagi ke toko yang menjual blackberry tersebut, dan toko tersebut sedang mengadakan diskon, sehingga harga blackberry tersebut menjadi 4 juta rupiah. Anda pun akhirnya membeli handphone tersebut.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Sebaliknya dengan beras, anda tentu tidak akan memaksakan diri untuk membeli kendaraan bermotor atau handphone, barang elektronik, apabila anda tidak benar-benar membutuhkannya. Hal ini dikarenakan barang-barang mewah seperti mobil, laptop, handphone merupakan barang yang masuk kategori ELASTIS. Barang Elastis adalah barang-barang yang jumlah permintaannya akan mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan pada harga barang tersebut.

(Bersambung)

No comments: