- Contoh Kasus 8 :
Tono bekerja di suatu perusahaan dengan
gaji Rp. 800.000/bulan. Ia biasa makan 2x sehari dengan nasi rames
bungkus di warteg dekat kontrakannya. Kemudian Tono mendapatkan promosi
menjadi kepala sesi selama 1 tahun dan mendapatkan gaji sebesar Rp.
4.000.000/bulan. Menu makan Tono sekarang beralih dari warteg menjadi 3x
sehari di kafe-kafe atau restoran. Tiba-tiba perusahaannya mengalami
restrukturisasi yang menyebabkan Tono dimutasi menjadi karyawan senior,
dengan gaji Rp. 2.000.000/bulan. Pada awal dengan gaji barunya Tono
pasti belum bisa menurunkan konsumsinya, ia tetap berusaha makan di
restoran, karena kebiasaannya mengkonsumsi masih terbawa pengaruh ketika
ia masih memiliki gaji 4 juta rupiah. Untuk menutupi kekurangannya maka
ia akan mengambil dari tabungan atau dengan meminjam uang. Tetapi
lama-kelamaan ia akan menyesuaikan kembali konsumsinya dengan gaji yang
dimilikinya, sehingga ia mungkin akan kembali makan di warteg kembali.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Kasus Tono di atas merupakan pembuktian dari THE RELATIVE INCOME HYPOTHESIS, yang dikemukakan oleh seorang tokoh ekonomi yang bernama James Duessenberry, dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1949 yang berjudul “Income, Saving, and Consumers Behavior Theory”,
ia mengemukakan pendapatnya bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat
di tentukan terutama oleh besarnya pendapatan tertinggi yang pernah
dicapainya. Ia berpendapat bahwa apabila pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluarannya untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi ini, mereka terpaksa mengurangi saving.
- Contoh Kasus 9 :
Anda berolahraga untuk menjaga kebugaran
tubuh anda. Setelah berlari sebanyak 10 keliling di lapangan dekat
rumah anda, anda merasa haus. Anda segera pulang ke rumah dan mengambil
minuman dingin di kulkas. Pada tegukan air di gelas pertama, anda merasa
sangat sejuk dan nikmat ketika meminumnya, sehingga jika dinilai anda
merasa kenikmatan yang anda rasakan bernilai 10. Kemudian anda minum
gelas kedua. Pada gelas kedua ini anda masih merasa nikmat, tapi tidak
senikmat gelas pertama, jika dinila, maka nilainya adalah 8,5. Kemudian,
setelah istirahat, anda minum lagi gelas ke-3 dan kenikmatannya semakin
berkurang, sehingga nilainya menjadi 6, lalu gelas keempat nilainya
adalah 3. Dan sampai akhirnya anda berhenti minum, karena sudah tidak
merasa haus, dan kenikmatannya semakin berkurang.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus diatas, merupakan praktek nyata dari Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan: ”Jika
pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara
terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi,
tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan
tambahan utilitas yang semakin kecil.”
- Contoh Kasus 10 :
Anak anda mendapatkan tugas sekolah
untuk membuat kerajinan tangan. Anda kemudian membantu anak anda dengan
membuat mobil-mobilan dari botol plastik bekas.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus diatas, merupakan betuk dari FORM UTILITY. Form Utility
atau nilai guna bentuk maksudnya adalah suatu benda atau barang akan
memiliki nilai guna lebih apabila bentuk dari barang tersebut diubah.
Botol plastik bekas tadi tidak bermanfaat, akan tetapi setelah diubah
bentuknya maka menjadi kerajinan tangan yang indah.
- Contoh Kasus 11 :
Batu-batuan, pasir dan kerikil yang
berserakan kurang bermanfaat di pegunungan atau di desa tempatnya
berasal, akan tetapi ketika dibawa ke kota, batu, pasir dan kerikil tadi
dapat dijadikan bahan campuran untuk bahan bangunan.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus diatas, merupakan betuk dari PLACE UTILITY. Place Utility
atau nilai guna tempat maksudnya adalah suatu benda atau barang akan
memiliki nilai guna lebih apabila tempat dari letak barang-barang
tersebut dipindahkan.
- Contoh Kasus 12 :
Anda ke supermarket dan menemukan berbagai jenis barang dengan harga Rp. 99.990, atau Rp. 5.499.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus diatas, merupakan betuk dari ODD PRICE (Harga Gasal).
Harga Gasal adalah harga yang angkanya tidak bulat. Cara ini digunakan
dengan maksud untuk mempengaruhi pandangan konsumen atau pembeli (secara
psikologis) bahwa harga produk itu lebih murah. Contoh Rp. 99.990,
harga barang tersebut sebetulnya 100 ribu, tetapi krana kita melihat
harganya, maka kadang kita berasumsi bahwa harganya 90 ribu rupiah.
- Contoh Kasus 13 :
Handphone keluaran terbaru,
atau laptop, dan barang elektronik lainnya, ketika pertama kali muncul
di pasaran, harganya pasti sangat tinggi, akan tetapi semakin lama
harganya semakin menurun atau semakin murah.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus diatas, merupakan betuk dari SKIMMING PRICE. Skimmning Price menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya.
- Contoh Kasus 14 :
Seorang petani memiliki sawah. Sawah
tersebut memiliki kapasitas maksimum digarap oleh 10 orang. Ketika kita
menempatkan satu orang penggarap disana, kita akan mendapatkan beras.
Begitu juga jika ditambah terus sampai dengan 7 orang penggarap. Ketika
penggearap sawah ada 7 orang, maka produksi beras akan stabil dan terus
menerus meningkat. Begitu juga jika sampai 8, 9 dan 10 orang penggarap,
pendapatan akan terus meningkat. Kemudian, petani itu menambah 2 orang
penggarap lagi, dengan harapan produksi berasnya semakin bertambah.
Tetapi kenyataannya produksi berasnya bukan semakin bertambah, tetapi
malah semakin berkurang.
Jawaban Ilmu Ekonomi :
Contoh kasus di atas merupakan bukti nyata dari teori The Law of Diminishing Returns (Hukum hasil lebih yang semakin berkurang) yang dikemukakan oleh seorang tokoh ekonomi yaitu David Richardo.
Teori ini menjelaskan bahwa ketika input
yang kita miliki melebihi kapasitas produksi, maka return (pendapatan)
kita akan semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu :
- Fase 1: increasing return (pendapatan yang meningkat)
- Fase 2: pendapatan tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih rendah
- Fase 3: diminishing returns (pendapatan yang meningkat)
Kita lihat waktu penggarap 7 orang
produksi beras meningkat, ini adalah fase 1. Lalu saat ditambah sampai
10 orang pendapatan masih meningkat. Tapi pendapatan ketika 7 orang
penggarap dengan 10 orang penggarap hasil produksi berbeda jumlahnya.
Sekarang bayangkan, ketika semakin banyak penggarap, maka secara
psikologis mereka akan menjadi malas dan saling mengandalkan. Atau
mereka juga bertambah susah dalam bekerja, karena sawah yang mereka
garap semakin penuh dengan orang. Tapi, pendapatan tetap meningkat. Oleh
karena itu, posisi ketika penggarap sebanyak 8 sampai 10 orang disebut
dengan fase 2.
Sekarang sawah yang sudah penuh itu
ditambah lagi dengan 2 orang penggarap. Sawah digarap dengan 10 orang
saja sudah sempit apalagi dengan 12 orang. Maka sawah akan semakin
penuh. Disinilah timbul pendapatan yang menurun. Penggarap sawah disana
menjadi tidak produktif. Pemilik sawah tetap harus membayar 12 orang
penggarap, sementara produksi beras hanya menghasilkan produksi yang
dilakukan oleh 10 orang penggarap (hasil maksimal), sehingga pendapatan
petani itu akan semakin menurun.
Demikianlah mengapa pendapatan bisa
justru menurun jika angka buruh pada suatu pabrik terlalu banyak. Pabrik
bisa rugi dan tidak bisa membayar para buruh, sehingga sampailah pada
keputusan untuk melakukan PHK.
- Contoh kasus 15 :
Uang 1000 rupiah pada tahun 1997 terasa
lebih besar nilainya dibandingkan dengan tahun 2012 sekarang, dan
kedepannya nilainya akan semakin berkurang.
Jawaban ilmu ekonomi :
Contoh kasus diatas merupakan pembuktian dari teori kuantitas uang yang dikemukakan oleh David Richardo dan Irving Fisher.
a. Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau
lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar.
Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan
menurun menjadi setengah darisemula, dan juga sebaliknya.
b. Teori Kuantitas dari Irving Fisher
Teori yang telah dikemukakan David
Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur
kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang
mempengaruhi nilai uang.
Demikianlah contoh-contoh
ilmu ekonomi yang dapat kita temui pada kehidupan sehari-hari.
Sebetulnya masih banyak contoh kasus yang lainnya. Mungkin lain kali
anda sendiri yang akan menemukannya. Disini saya hanya sekedar berbagi
apa yang saya ketahui. Mudah-mudahan bermanfaat bagi anda semua yang
membacanya.
Referensi
Samuelson P., dan Nordhaus W. 2005. Ilmu Mikro Ekonomi. New York: McGraw Hill.
Salvatore, D. 2006. Mikroekonomi, edisi keempat. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment