BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organisasi sebetulnya mirip suatu makhluk hidup. Mengapa? Karena
organisasi adalah kumpulan manusia. Manusia yang bersatu untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu kita tidak bisa memandang organisasi sebagai
benda mati yang bisa diperlakukan seenaknya. Diperlukan suatu perawatan
khusus agar organisasi tetap hidup dan berkembang.
Berangkat dari pemikiran itu, prinsip-prinsip manajemen organisasi
sesungguhnya adalah manajemen orang-orang didalamnya. SDM merupakan
faktor paling penting dalam keberlangsungan hidup organisasi. Manusia
adalah pendiri, perancang, pekerja, pengamat, pengkritik, pemutus suatu
organisasi. Tanpa mereka tidak ada organisasi. Oleh karena itu konsep
manajemen organisasi ideal haruslah berpusat pada manusia.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen,
yakni planning, actuating, dan controlling. Prinsip-prinsip pokok ini
harus dilakukan dengan melibatkan organ-organ dalam organisasi.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui manajemen organisasi
C. MASALAH
• Makalah ini mengkaji pengembangan organisasi
• Empat subsistem organisasi (visi, kultur, struktur dan strategi) sebagai bagianyang berdiri sendiri.
D. BATASAN MASALAH
Masalah ini hanya membahas tentang manajemen pengembangan organisasi
BAB II
LANDASAN TEORI
Organisasi meurut para ahli adalah:
• Organisasi Menurut Stoner "Organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
manajer mengejar tujuan bersama."
• Organisasi Menurut James D. Mooney "Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama."
• Organisasi Menurut Chester I. Bernard "Organisasi merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih."
• Organisasi Formal. Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang
atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara
sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan
terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
• Organisasi Informal. Organisasi informal adalah kumpulan dari dua
orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama
yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama
anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan
lain-lain.
Perilaku organisasi juga dikenal sebaagai Studi tentang organisasi.
Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari
orgailmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang
terkait nisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi, dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan
psikologi industri serta perilaku organisasi. Studi organisasi adalah
telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha
untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha
untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah
kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap
perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang
berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh
telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari
tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting
dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar
yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai
disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada
tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini.
Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap
organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan
menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem
kompensasi pun dilakukan.
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini,
ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian operasi
menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan
rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh
psikologi sosial dan tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada
penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan
perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode
kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan
pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang.
Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah
bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program
psikologi industri dan ekonomi industri pula
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi
seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik
menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting
dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan
nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien.
Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena
asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis.
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang
yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari
maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai
bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan
manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi
(organizational studies), perilaku organisasi (organizational
behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat
beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cukup sama
satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
BAB III
ANALISA
Organisasi dan Perilaku
A. Pengertian Manajemen Organisasi
Dari sisi manajemen organisasi adalah sebuah sistem lain atau suatu
sarana yang menerima input manajemen berupa tujuan-tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dan outputnya diharapkan berupa realisasi yang
sesuai dengan rencana tersebut .Dalam sistem organisasi maka yang jadi
tujuan adalah bagaimana agar tercipta kerjasama diantara personil yang
terkait dalam struktur organisasi itu.
Makalah ini mengkaji system organisasi sebagai sebuah sistem produksi
serta sebagai sebuah system yang terbuka, dalam artian ia berinteraksi
dengan lingkungan, menarik input tertentu dari lingkungan dan merubahnya
menjadi output. Sebagai sebuah system terbuka, organisasi dipengaruhi
oleh empat subsistem utama, yakni,
system eknomi
system teknologi
system social budaya
system hukum & politik
Teori ERG (Existence Relatedness Growth ) oleh Alderfer menyatakan bahwa
individu termotivasi berperilaku untuk memuaskan satu dari tiga
kelompok kebutuhan.(Gibson,Ivanchvich Donnelly,Organisasi,Edisi
kedelapan). Ketiga kelompok kebutuhan itu adalah :
1) Kebutuhan pertumbuhan
2) Kebutuhan keterkaitan
3) Kebutuhan Existensi
Teori ERG mengasumsikan bahwa Individu yang gagal memuaskan kebutuhan
pertumbuhan menjadi frustasi, mundur, dan memfokuskan kembali perhatian
pada kebutuan yang ebih rendah. Motivasi ini diukur dengan cara membuat
skala pelaporan diri yang digunakan untuk menilai tiga kategori
kebutuhan.
Dalam Robbins, S.P (1993). Perilaku pada dasarnya berorientasi pada
tujuan. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umunya dimotivasi oleh
suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik
tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh individu yang
bersangkutan. Ada kalanya kita bertanya : “ mengapa saya melakukan itu
adalah orang pertama yang memahami pentingnya motivasi dibawah sadar. Ia
beranggapan bahwa manusia tidak selalu menyadari tentang segala sesuatu
yang diinginkan mereka hingga sebagian besar perilaku mereka dipenuhi
oleh kebutuhan-kebutuhan dibawah sadar.
Maka oleh karenanya, sering kali hanya sebagian kecil dari motivasi
jelas terlihat atau disadari oleh orang yang bersangkutan. Guna dapat
meramalkan perilaku, kita perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa pada
manusia yang menyebabkan timbulnya tindakan-tindakan tertentu pada waktu
tertentu.
Pengembangan Organisasi Lebih dikenal dengan organization development
(OD) .Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana (planned
change). Perubahan , dalam bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi,
terus menerus terjadi dan mempunya pengaruh yang sangat dominan dalam
masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyakat
modern , mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini.
Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam
empat katagori , yaitu perkembangan teknologi, perkembangan produk,
ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya
daur hidup produk, serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku,
gaya hidup, nila nila dan harapan tiap orang.
Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar
dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak
positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan
pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam
mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai
proses organization development (OD).
Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi,perilaku dan harapan semua
anggota organisasi, OD di definisikan sebagai upaya pimpinan yang
terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan
cara intervensi (oleh pihak ketiga) yang didasarkan pada pendekatan
perilaku manusia. Dengan kata lain penerapan OD dalam organisasi
dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis ,harus didukung oleh
pimpinan serta luas aplikasinya.
Teori dan praktik OD didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :
Manusia sebagai individu, Dua asumsi penting yang mendasari OD adalah
bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak
hanya berpotensi , dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin
pada organisasi. OD bertujuan untuk menghilangkan faktor faktor dalam
organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk
berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.
Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang
menerapkan OD harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan
diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu
ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa
mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan
mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian
performansi kelompok akan lebih efektif.
Manusi sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok
dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut.
Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat
manajernya , koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila
segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.
Atas dasar asumsi asumsi diatas, proses pengembangan organisasi diterapkan dengan sasaran :
1. Hubungan yang lebih efektif antara departemen , divisi dan kelompok kelompok
kerja dalam organisasi
2. Hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semaua
jenjang organisasi
3. Terhapusnya hambatan hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok
4. Berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang
dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi
Dalam menerapkan OD , organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam
bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat
sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah
membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik OD
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan OD
dilakukan dalam empat tahap :
Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam
tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di
organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur,
manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi
keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah :
Fungsi utama tiap unit organisasi
Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi
Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit
Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar – kelompok dan antar individu dalam organisasi
Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas
pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam
organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum
digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut,
diantaranya :
a. Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga
dalam memecahkan masalah yang dihadapi
b. Tanggung jawab : kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi
c. Identitas : kejelasan misi dan peran masing masing unit
d. Komunikasi ; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi
e. Integrasi ; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok,
terutama dalam mengatasi konflik dan krisis
f. Pertumbuhan ; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen
dan pembaruan , serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran
utama
Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang pengembangan
organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau
pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi
dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam
proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang
diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan
mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur
organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara
matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak
Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan OD adalah
pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam
tahap ini konsultan bekerja secaa penuh dengan staf manajemen dan para
penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi :
1. perubahan struktur
2. perubahan proses dan prosedur
3. penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran organisasi
4. penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan anggota dalam
organisasi
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu
maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering
digunakan berikut ini.
Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan
ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga
T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing
masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih)
membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang
lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas
serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik
team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang
menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
Survey feedback. Dalam teknik sruvey feedback. Tiap peserta diminta
menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap
mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan
mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk
pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil
keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi
antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan
bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA
dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan
menyesatkan.
Intergroup activities. Fokus dalam teknik intergroup activities adalah
peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok ,
yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam
koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama
atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling
ketergantungan tersebut.
Proses Consultation. Dalam Process consultation, konsultan OD mengamati
komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode
kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan
kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang
proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada
konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane
Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang
efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum
pada aspek manusia maupun aspek produksi.
Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD
berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi
sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan
atau konflik antar-individu dan
B. penerapan pemahaman motivasi terhadap perilaku
Salah satu determinan perilaku adalah motivasi. Menurut Gibson (1995)
Istilah motivasi berhubungan dengan ide, gerakan dan apabila kita
menyatakannya secara amat sederhana, maka merupakan sesuatu hal yang
“mendorong “ atau menggerakkan kita untuk berperilaku dengan cara
tertentu. Hal itulah yang merangsang seseorang untuk maju dan mendorong
kearah tujuan.
Pelaksanaan pekerjaan merupakan perilaku organisatoris yang dipilih
seseorang guna mencapai tujuan-tujuan pribadinya, yakni tujuan yang
dianggapnya penting untuk bergerak maju.
Jadi, seseorang yang mementingkan hasil pekerjaan merupakan seseorang
yang mementingkan motivasi. Ia akan memanfaatkan antara hubungan
pribadinya dan kekuasaannya atas lingkungan kerja sebagai alat
motivasional.
Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak
perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan
organisasi (Stephen P. Robbins, Perilaku organisasi Jilid 1:7).
Perilaku Organisasi mempunyai faktor kunci untuk diramalkan. Faktor tersebut adalah
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses
pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran
dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan
efisiensi organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima
karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan
dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara
perhitungan matematis.
C. Perilaku dalam berorganisasi
Berjuta karyawan kehilangan pekerjaan karena penciutan organisasi. Pada
saat yang bersamaan banyak organisasi mengeluh tidak dapat menemukan
orang untuk mengisi lowongan kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan,
Bagaimana saudara menerangkan dua hal tersebut yang terlihat saling
bertentangan? Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi.Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana
perilaku :
Perorangan (individu) Kelompok Struktur. Sejarah perilaku dimulai dari
pengamatan, kita adalah mahasiswa perilaku sejak tahun-tahun terdini,
kita telah mengamati tindakan orang lain dan telah mencoba untuk
menafsirkan apa yang kita lihat , pernahkan itu difikirkan
• Kita telah membaca orang hampir sepanjang hidup
• Kita melihat apa yang dilakukan orang lain dan mencoba menjelaskan pada diri
Anda sendiri mengapa mereka berprilaku demikian
• Kitapun terkadang meramalkan apa yang akan dilakukan pada kondisi yang
berbeda.
Terdapat generalisasi perilaku secara umum dengan pertanyaan bahwa
kebanyakkan dari kita menganut sejumlah keyakinan yang sering tidak bias
menjelaskan mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan.
D. Tantangan Dan Peluang OB
Tantangan yang ada menyangkut, usia yang bertambah, rumitnya bisnis,
sedangkan peluang yang ada menyangkut laju pertumbuhan inovasi ,
tantangan dan peluang ini masih ditambah lagi dengan:
Keanekaragaman angkatan kerja meningkatnya heterogenitas organisasi dengan masuknya kelompok-kelompok yang berbeda
Kearah memperbaiki kualitas dan produktivitas dengan cara TQM (Total
quality Management) yang merupakan filsafat manajemen yang didorong oleh
pencapaian kepuasan pelanggan secara konstan lewat perbaikan sinambung
atas semua proses organisasi,
TQM memiliki implikasi karena menuntut para karyawan untuk memikirkan
ulang apa yang mereka lakukan dan menjadi lebih terlibat dalam
keputusan-keputusan ditempat kerjanya. Rekayasa Ulang dapat membantu
untuk empertimbangkan keml\bali bagaiman pekerjaan bias dilakukan dan
organisasi distruksikan seandainya kerja dan organisasi ini akan
diciptakan dari nol
Memperbaiki ketrampilan menangani orang.
Dari manajemen kontrol ke pemberian kekuasaan “Empowermentà
menempatkan karyawan, dalam tanggung jawab mengenai apa yang mereka
kerjakan
Dari kemantapan ke keluwesan
Memperbaiki Perilaku etis dilema etis dimana situasi seseorang
dituntut untuk menetapkan tingkah laku yang benar ataupun yang salah
1. Planning
Planning/perencanaan adalah hal utama yang harus dilakukan dalam
manajemen. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang "begin from the
end". Kita tetapkan tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan adalah
pelita yang menunjukkan jalan bahkan di kegelapan malam. Tetapkan visi
dan misi organisasi. Yang penting adalah penetapan tujuan, visi, dan
misi organisasi ini harus dilakukan bersama-sama. Minimal tidak
dilakukan sendirian. Memang pada umumnya sebuah organisasi didirikan
dengan seorang/beberapa tokoh kunci sebagai pemberi konsep. Tetapi
konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap orang dalam organisasi agar
terdapat kesamaan persepsi. Konseptor tidak mungkin berjalan sendirian
dalam perjalanan organisasi.
Jangan ragu dalam menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang yang
bermimpi besar dan berusaha keras mewujudkannya namun tidak bisa lebih
baik daripada orang yang bermimpi kecil dan bisa mewujudkannya. Walaupun
tidak dicapai, dengan bermimpi besar maka langkah kita pun akan besar.
Lagipula orang yang bermimpi besar dalam pencapaiannya melebihi orang
yang bermimpi kecil.
2. Actuating
Actuating/pelaksanaan adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong
jika perencanaan tidak diikuti dengan aksi yang sesuai. Implementasi
adalah sama pentingnya dengan perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik
rencana akan hancur berantakan tanpa sempat mencapai tujuan. Oleh karena
itu perlu adanya pendelegasian yang tepat untuk suatu tugas tertentu.
Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani ahlinya tentu suatu
persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik.
Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanay
komunikasi terus menerus antara anggota organisasi. Dengan adanya
komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat
diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner
dan actuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan
perencana dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat
mengganggu jalannya organisasi
Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada pelaksanaannya
terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu pelaksanaan haruslah
bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai.
Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’. Begitupun dengan
action(pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi
berusaha membelokkan arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
3. Controlling
Controlling adalah kunci dalam manajemen. Walaupun pendelegasian adalah
hal yang mutlak dalam organisasi, tetapi pendelegasian bukanlah berarti
menyerahkan segala urusan tanpa kendali. Seorang yang buta niscaya akan
dapat berjalan dengan normal jika diberitahu jalan yang harus
dilewatinya. Begitupun orang-orang dalam organisasi, seburuk-buruknya
sistem manajemen jika ada kontrol dan umpan balik yang rutin dilakukan
maka hasilnya masih dapat diterima.
Haruslah ada sistem reward and punishment dalam manajemen organisasi.
Orang yang berprestasi patut diberi penghargaan dan sebaliknya orang
yang melakukan kesalahan sebaiknya diingatkan untuk tidak mengulangi
kesalahannya. Ini penting sebab sistem ini akan memacu orang-orang dalam
organisasi untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena merasa
dihargai. Hargai prestasi sekecil apapun dan jangan biarkan kesalahan
sekecil apapun. Segala sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita
harus tegas dalam hal ini. Ini semua dilakukan agar pelaksanaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Tidak melenceng dari sasaran
apalagi menetapkan sasaran seenaknya.
Tetapi ada hal yang penting namun seringkali terlewatkan oleh banyak
manajer organisasi. Yakni pentingnya menyentuh hati manusia dengan hati
lagi. Ya, cinta seringkali dilupakan dalam manajemen organisasi. Ada dua
hal yang bisa membuat orang total dalam suatu hal, yakni adanya
keuntungan dan cinta. Orang bilang cinta itu buta. Jika orang telah
merasakan cinta dia akan melupakan kelelahan, kesusahan, penderitaan
yang diperoleh dan akan mencurahkan segenap waktunya untuk hal yang
dicintainya. Jangan ragu-ragu bagi manajer utnuk melakukan pendekatan
personal untuk orang-orang dalam organisasi seperti menjenguk jika ada
yang sakit, menanyakan kabar, memberi hadiah, melontarkan pujian, dan
sebagainya. Perhatikan kebutuhannya dan berempatilah terhadap
kesusahannya. Hal-hal ini mungkin kedengarannya remeh tetapi sebenarnya
ini solusi yang jitu bagi manajemen organisasi. Cinta akan menjadi
perekat yang sangat kuat bagi keutuhan organisasi.
E. Organisasi Sebagai Sebuah System Terbuka
Organisasi merupakan sebuah system produktif. Ia berinteraksi dengan
lingkungan, menarik input tertentu dari lingkungan dan merubahnya
menjadi output yang ditawarkan pada lingkungan. Pencapaian tujuan
bergantung pada efisiensi prosesnya.
Untuk menganalisa sebuah system, penting untuk menetapkan hubungan
antara system dan lingkungan. Lingkungan organisasi merupakan system
yang memiliki tujuan tinggi, disusun oleh empat subsistem utama dari
lingkungan, yakni :
system eknomi
system teknologi
system social budaya
system hukum & politik
Untuk menganalisa organisasi sebagai sebuah system terbuka, perlu untuk :
• menetapkan hubungan antara organiasi dan lingkungan pada system eksternalnya
• menetapkan hubungan antara organisasi dan lingkungan, penting bagi
kita untuk mempelajari setidaknya factor utama yang mempengaruhi empat
subsistem lingkungan tersebut.
F. Empat Subsistem Organisasi
1. Kultur Organisasi
Dinamika perilaku orang berdasarkan kompetensi yang dimiliki,
kreativitas dan inovasi dalam organisasi tidak akan terbentuk tanpa
dukungan kultur yang memungkinkan hal itu terjadi. Tetapi kultur juga
terbentuk dari pandangan hidup seseorang atau kelompok dalam
perusahaan. Dalam bisnis, kultur korporat adalah the way of life dari
organisasi yang terbentuk melalui proses regenerasi karyawan (manajerial
dan non-manajerial) dan proses transformasi nilai-nilai dari
kepemimpinan. Kultur menyangkut; siapa kita, apa keyakinan kita, apa
yang kita lakukan dan bagaimana itu dilakukan.
Masalahnya, kultur dalam organisasi yang terbentuk melalui proses
transformasi dan regenerasi itu, bisa mendorong orang untuk berprestasi,
tetapi bisa pula membuat orang tidak mampu melakukan inovasi dan
perubahan. Kultur seharusnya menciptakan lingkungan kerja yang membuat
orang termotivasi, tertantang atau antusias dalam bekerja. Titik tumpu
pembentukan kultur adalah nilai-nilai yang mempengaruhi mindset orang.
Shared mindset adalah kultur.
Ini berarti, guna membangun kultur yang lebih bisa menciptakan ruang
gerak yang lebih dinamis dan inovatif, perubahan harus dimulai dari
mindset orang..
Peran Strategis Leader Dalam Kultur Inovatif. Setiap leader dalam
organisasi harus mampu menjadi penggerak (driver) bagi organisasi yang
dipimpin. Penggerak untuk menuju ke pencapaian target dan tujuan yang
telah ditetapkan organisasi. Pemimpin organisasi harus mampu
mengoptimalkan penggunaan semua resources dalam organisasi agar tujuan
organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu,
leader dalam perusahaan atau organisasi lainnya (seperti organisasi
pemerintahan), harus mampu juga berperan sebagai manager.
Banyak leader yang gagal menggerakkan organisasi kearah visi yang telah
dirumuskan, gagal mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan.
Mengapa mereka gagal? Bermacam-macam penyebabnya. Salah satunya adalah,
mereka tidak mampu mengajak, mengarahkan, menggerakkan orang-orang
dalam organisasi untuk bekerja secara giat (work harder), dan bekerja
dengan prestasi yang sempurna (work smarter).
Mengapa mereka tidak mampu sebagai driver bagi organisasi yang
dipimpinnya? Jawabannya juga bermacam-macam. Tetapi satu hal yang
seringkali terjadi, sebagian dari mereka yang menjadi pemimpin atau
manajer perusahaan, umumnya kurang menyadari peran strategisnya dalam
organisasi sehingga tanpa disadari mereka bukan menjadi penggerak
melainkan justeru menjadi sumber konflik didalam organisasi.
Mereka bukan sebagai perubah atau innovator bagi organisasi tetapi
justeru menjadi penghambat proses perubahan. Mereka tidak berperan
sebagai organizer melainkan secara tidak disadari, bertindak sebagai
destroyer (perusak sistem, perusak team work) dalam organisasi.
2. Visi Organisasi
Visi memiliki kekuatan sebagai penggerak perubahan. Visi akan
mempengaruhi tindakan manajerial dan operasional orang-orang dalam
organisasi. Oleh karena itu visi haruslah realistis (dapat diwujudkan)
dan praktis (tidak bersifat utopian). Perubahan adalah proses yang
menjembatani antara kondisi sekarang (current position) dan posisi yang
diharapkan yang akan datang (visi). Oleh sebab itu visi berfungsi pula
sebagai penggerak sentral perubahan, sumber aspirasi dan sumber
motivasi bagi semua orang dalam organisasi.
1. Setiap organisasi memiliki tujuan yang mengekspresikan alasan dari
keberadaan organisasi tersebut. Visi terletak pada tingkatan berbeda
dari identitas organisasi. Visi bisa dibuat pada tingkatan berbeda dari
organisasi. Bisa dari tingkatan CEO kemudian dipublikasikan dalam koran /
buletin organisasi atau juga melalui metode lanilla. Pesan pada staff
bisa : “itu merupakan gambaran masa depan organisasi, dan kami
menginginkan anda untuk ambil bagian”. Atau bisa juga visi itu dibangun
dalam proses yang melibatkan setiap anggota staff, dari supir hingga
atasan. Bisa juga managemen berkonsultasi dengan anggota organisasi
sebelum menciptakan visi. Tidak ada cara yang benar atau salah. Hanya
ada cara yang tepat dan kurang tepat.
3. Struktur Organisasi
Setiap organisasi, industrial atau bukan memiliki struktur dan budaya.
Struktur ini mencerminkan mekanisme dari kekuatan atau kendali yang
mengalir dalam organisasi. Sedangkan budaya organisasi menentukan
bagaimana kekuatan atau kendali tersebut digunakan. Struktur organisasi
saat ini umumnya terbagi dalam
Setiap organisasi, industrial atau bukan memiliki struktur dan budaya.
Struktur ini mencerminkan mekanisme dari kekuatan atau kendali yang
mengalir dalam organisasi. Sedangkan budaya organisasi menentukan
bagaimana kekuatan atau kendali tersebut digunakan. Struktur organisasi
saat ini umumnya terbagi dalam
4. Strategi Organisasi
Model strategi organisasi ini digambarkan dalam bentuk pyramid.
a. Tujuan
Tujuan organisasi harus merefleksikan strategi dalam berbagai kondisi. Tujuan menggambarkan ambisi dari perusahaan.
b. Perbedaan persaingan
Dalam persaingan pemasaran, keunggulan ditentukan oleh bagaimana bisnis
kita menyediakan kebutuhan konsumen lebih baik daripada pesaing kita.
Dalam kamus strategi, perusahaan yang unggul adalah yang dibedakan dari
kompetitornya oleh konsumen dari satu atau banyak dimensi.
c. Strategi konsumen
Dalam pelayanan professional, keunggulan kompetitif bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, ini berujung
pada pertanyaan “ siapa target konsumen kita?”
d. Strategi geografis
Ini menjawab pertanyaan : “jangkauan mana yang akan diperluas oleh
perusahaan? Local atau nasional? Pada level apa kita dapat bersaing
dalam pasar luas? Apa definisi global-dalam lima Negara? Bagaimana
mencapai tujuan?
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berangkat dari pemikiran itu, prinsip-prinsip manajemen organisasi
sesungguhnya adalah manajemen orang-orang didalamnya. SDM merupakan
faktor paling penting dalam keberlangsungan hidup organisasi. Manusia
adalah pendiri, perancang, pekerja, pengamat, pengkritik,
pemutus suatu
organisasi. Tanpa mereka tidak ada organisasi. Oleh karena itu konsep
manajemen organisasi ideal haruslah berpusat pada manusia.
Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen,
yakni planning, actuating, dan controlling. Prinsip-prinsip pokok ini
harus dilakukan dengan melibatkan organ-organ dalam organisasi.
Dari sisi manajemen organisasi adalah sebuah sistem lain atau suatu
sarana yang menerima input manajemen berupa tujuan-tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dan outputnya diharapkan berupa realisasi yang
sesuai dengan rencana tersebut .Dalam sistem organisasi maka yang jadi
tujuan adalah bagaimana agar tercipta kerjasama diantara personil yang
terkait dalam struktur
organisasi itu.
Perilaku organisasi juga dikenal sebaagai Studi tentang organisasi.
Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari
orgailmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang
terkait nisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi, dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan
psikologi industri serta perilaku organisasi. Studi organisasi adalah
telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha
untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
B. SARAN
Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang
menerapkan OD harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan
diakui perannya oleh kelompok
kerjanya. Dalam organisasi perlu
ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa
mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan
mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian
performansi kelompok akan lebih
efektif.
Manusi sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok
dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut.
Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat
manajernya , koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila
segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.
BAB V
KRITIK DAN SARAN
A. Kritik
- Dosen
1. Dalam mengajar bapak terlalu santai dan terkesan cuek, Sehingga
hanya sebagian saja mahasiswa yang dapat memahami materi dengan baik.
2. Dengan sikap bapak yang sederhana dan santai, saya jadi tidak terlalu tertekan dengan mata kuliah yang bapak ajarkan.
-Fakultas
Khusus FKIP bahasa inggris, fasilitas terlalu minim.
-Universitas PGRI Palembang
Segala urusan lamban.
B. Saran
-Dosen
Cobalah untuk lebih perhatian lagi kepada Mahasiswa dalam penyampaian
materi agar semua mahasiswa dapat memahami materi dengan baik.
-Fakultas
Tolong lengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
-Universitas
1. Cobalah selesaikan dengan baik dan secepat mungkin apa saja yang sudah menjadi kewajiban universitas.
DAFTAR PUSTAKA
James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen organisasi, Jakarta:Mitra Usaha
Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemenororganisasi PT. Cendekia Informatika, Jakarta
W. Brown steven, 1998, manajemen kepemipinan, Jakarta: Profesional Books
Sahabat Semangat Inspirasi, itulah tadi
contoh makalah manajemen tentang Organisasi dan Perilaku yang saya kutip dari kiriman email sahabat yang ingin dipublikasikan karyanya.