Pada artikel sebelumnya, saya menuliskan beberapa kondisi Ketika Sosial Media Merusak Hubungan Anda. Ternyata saya tidak sendirian. Banyak pembaca Yahoo! membagikan pengalaman buruk mereka seputar asmara dan media sosial.
Dedy Sulistiyanto sampai harus putus dengan pacarnya gara-gara terlalu aktif di Twitter. Lucy berpendapat, tingkat perselingkuhan jadi meningkat tajam sejak adanya Facebook. Sementara itu, Rina hampir saja putus dengan pacarnya karena ia masih menyimpan fotonya bersama mantan di Facebook.
Sebenarnya, kerumitan-kerumitan seperti ini bisa dihindari dengan mudah. Pertengkaran karena media sosial, sangat tidak perlu terjadi. Masih lebih banyak hal seru yang bisa kalian lakukan berdua daripada berdebat tentang tweet.
Inilah beberapa cara agar kamu dan pasanganmu tidak bertengkar hanya karena masalah-masalah sepele di media sosial.
PercayaJika tercipta kepercayaan di antara kalian, niscaya tidak akan ada komentar, "Siapa sih dia? Kok sering banget mention kamu," atau, "Kok kamu masih simpan foto berdua mantan kamu di Facebook?" atau, "Itu kamu foto sama siapa di Instagram?"
Hukum paling dasar dari sebuah hubungan adalah, kepercayaan. Bila poin ini masih kamu miliki bersama pasangan kamu, tidak peduli sesering apa pacarmu mention, berbalas wall, dan Hangout dengan wanita lain, kamu tidak akan peduli. Toh kamu masih percaya dengannya.
Tapi ini tidak mudah.
Jangan kepoKeuntungan dan juga kerugian dari media sosial adalah, hampir seluruh aktivitas kamu bisa dilacak. Mention, wall, foto, hingga pertemanan baru, semua dapat diketahui semudah membuka halaman profil.
Belum cukup? Jika kamu kepo (penasaran) dalam kadar dan dedikasi tinggi, kamu bisa gunakan mesin pencari di setiap media sosial. Cukup masukkan hashtag, username, atau bahkan keyword tertentu. Begitu mudah untuk kepo di media sosial.
Tapi ada baiknya kamu tidak memanfaatkan fitur-fitur ini berlebihan. Tidak perlu memeriksa siapa saja yang hari ini mention pacarmu —> lalu menemukan username wanita yang berkali-kali mention dia —> yang lalu kamu cari usernamenya di Twitter — dan mencari tahu lebih lanjut siapa dia, di mana dia kerja, seperti apa mukanya, dan apa hubungannya dengan pacarmu.
Setelah begitu banyak emosi dan pikiran yang kamu keluarkan, ternyata wanita ini hanya teman lama pacarmu. Bayangkan berapa banyak waktu, pertengkaran, dan emosi yang bisa kamu simpan jika kamu tidak kepo sedari awal.
Jangan saling followJika kamu dan pasangan susah percaya satu sama lain — sementara hasrat penasaran juga tak bisa dikendalikan — mungkin sudah saatnya menjadi sedikit lebih dewasa.
Jangan berteman dengan pasanganmu di media sosial.
Mudah saja, hal ini untuk mengurangi masalah-masalah kecil yang dapat muncul saat kamu melihat tweet, wall, atau aktivitas dia lainnya di media sosial. Semua dapat dihindari jika kamu tak berteman dengannya. Kamu tak perlu melihat tweetnya di timeline kamu.
Kamu tak perlu melihat temannya menandai fotonya bersama teman wanita. Kamu tak perlu melihat ia meretweet @Yahoo_id yang berisi artikel "Empat Cara Hindari Masalah Asmara di Media Sosial".
Mungkin sesekali kamu akan meluangkan waktu untuk memeriksa profilnya, mungkin sesekali kamu akan bertanya padanya apa saja yang dia lakukan, mungkin sesekali kamu akan mempertanyakan beberapa maksud tweetnya, tapi saat itu kalian berdua sudah tidak terlalu peduli pada hal ini.
Kurangnya interaksi online akan membuat kalian berdua lebih memilih menghabiskan waktu berkualitas daripada mempermasalahkan tweet dan wall.
Jangan buat akun media sosialSudah tidak berteman, namun justru kamu semakin sulit percaya padanya? Kamu lebih sering memeriksa profilnya, tab mention, hingga mencoba masuk ke akunnya dan memeriksa pesan pribadinya?
Hmm, mungkin sudah saatnya kamu memikirkan untuk tidak menggunakan media sosial.
Apakah menggunakan media sosial membuat hubungan kalian lebih tenteram? Apakah Twitter menjadi tempat kalian berdua saling memberi semangat tiap pagi? Apakah Google+ menjadi tempat kamu Hangout berdua saat kalian jauh?
Apakah Facebook jadi tempat kalian mengunggah foto saat kencan? Jika ya, berarti Twitter, Facebook, dan semacamnya sudah membantu hubungan kalian menjadi lebih baik.
Apakah media sosial membuat kalian berdua menghabiskan waktu bersama kalian yang sedikit untuk bertengkar? Apakah kamu lebih memilih membalas mention mantan daripada mention pacarmu? Apa kamu lebih memilih membongkar akun pacarmu, daripada memberi ia semangat saat bekerja?
Apa kamu lebih sering mempermasalahkan fotonya di Facebook bersama teman-temannya daripada memujinya saat dia mengirimkan tautan videonya di YouTube yang khusus dibuat untukmu?
Jika ya, mungkin kamu perlu berpikir ulang tentang menggunakan media sosial.
Ada saran lain? Saya tunggu di kolom komentar, ya.
Dedy Sulistiyanto sampai harus putus dengan pacarnya gara-gara terlalu aktif di Twitter. Lucy berpendapat, tingkat perselingkuhan jadi meningkat tajam sejak adanya Facebook. Sementara itu, Rina hampir saja putus dengan pacarnya karena ia masih menyimpan fotonya bersama mantan di Facebook.
Sebenarnya, kerumitan-kerumitan seperti ini bisa dihindari dengan mudah. Pertengkaran karena media sosial, sangat tidak perlu terjadi. Masih lebih banyak hal seru yang bisa kalian lakukan berdua daripada berdebat tentang tweet.
Inilah beberapa cara agar kamu dan pasanganmu tidak bertengkar hanya karena masalah-masalah sepele di media sosial.
PercayaJika tercipta kepercayaan di antara kalian, niscaya tidak akan ada komentar, "Siapa sih dia? Kok sering banget mention kamu," atau, "Kok kamu masih simpan foto berdua mantan kamu di Facebook?" atau, "Itu kamu foto sama siapa di Instagram?"
Hukum paling dasar dari sebuah hubungan adalah, kepercayaan. Bila poin ini masih kamu miliki bersama pasangan kamu, tidak peduli sesering apa pacarmu mention, berbalas wall, dan Hangout dengan wanita lain, kamu tidak akan peduli. Toh kamu masih percaya dengannya.
Tapi ini tidak mudah.
Jangan kepoKeuntungan dan juga kerugian dari media sosial adalah, hampir seluruh aktivitas kamu bisa dilacak. Mention, wall, foto, hingga pertemanan baru, semua dapat diketahui semudah membuka halaman profil.
Belum cukup? Jika kamu kepo (penasaran) dalam kadar dan dedikasi tinggi, kamu bisa gunakan mesin pencari di setiap media sosial. Cukup masukkan hashtag, username, atau bahkan keyword tertentu. Begitu mudah untuk kepo di media sosial.
Tapi ada baiknya kamu tidak memanfaatkan fitur-fitur ini berlebihan. Tidak perlu memeriksa siapa saja yang hari ini mention pacarmu —> lalu menemukan username wanita yang berkali-kali mention dia —> yang lalu kamu cari usernamenya di Twitter — dan mencari tahu lebih lanjut siapa dia, di mana dia kerja, seperti apa mukanya, dan apa hubungannya dengan pacarmu.
Setelah begitu banyak emosi dan pikiran yang kamu keluarkan, ternyata wanita ini hanya teman lama pacarmu. Bayangkan berapa banyak waktu, pertengkaran, dan emosi yang bisa kamu simpan jika kamu tidak kepo sedari awal.
Jangan saling followJika kamu dan pasangan susah percaya satu sama lain — sementara hasrat penasaran juga tak bisa dikendalikan — mungkin sudah saatnya menjadi sedikit lebih dewasa.
Jangan berteman dengan pasanganmu di media sosial.
Mudah saja, hal ini untuk mengurangi masalah-masalah kecil yang dapat muncul saat kamu melihat tweet, wall, atau aktivitas dia lainnya di media sosial. Semua dapat dihindari jika kamu tak berteman dengannya. Kamu tak perlu melihat tweetnya di timeline kamu.
Kamu tak perlu melihat temannya menandai fotonya bersama teman wanita. Kamu tak perlu melihat ia meretweet @Yahoo_id yang berisi artikel "Empat Cara Hindari Masalah Asmara di Media Sosial".
Mungkin sesekali kamu akan meluangkan waktu untuk memeriksa profilnya, mungkin sesekali kamu akan bertanya padanya apa saja yang dia lakukan, mungkin sesekali kamu akan mempertanyakan beberapa maksud tweetnya, tapi saat itu kalian berdua sudah tidak terlalu peduli pada hal ini.
Kurangnya interaksi online akan membuat kalian berdua lebih memilih menghabiskan waktu berkualitas daripada mempermasalahkan tweet dan wall.
Jangan buat akun media sosialSudah tidak berteman, namun justru kamu semakin sulit percaya padanya? Kamu lebih sering memeriksa profilnya, tab mention, hingga mencoba masuk ke akunnya dan memeriksa pesan pribadinya?
Hmm, mungkin sudah saatnya kamu memikirkan untuk tidak menggunakan media sosial.
Apakah menggunakan media sosial membuat hubungan kalian lebih tenteram? Apakah Twitter menjadi tempat kalian berdua saling memberi semangat tiap pagi? Apakah Google+ menjadi tempat kamu Hangout berdua saat kalian jauh?
Apakah Facebook jadi tempat kalian mengunggah foto saat kencan? Jika ya, berarti Twitter, Facebook, dan semacamnya sudah membantu hubungan kalian menjadi lebih baik.
Apakah media sosial membuat kalian berdua menghabiskan waktu bersama kalian yang sedikit untuk bertengkar? Apakah kamu lebih memilih membalas mention mantan daripada mention pacarmu? Apa kamu lebih memilih membongkar akun pacarmu, daripada memberi ia semangat saat bekerja?
Apa kamu lebih sering mempermasalahkan fotonya di Facebook bersama teman-temannya daripada memujinya saat dia mengirimkan tautan videonya di YouTube yang khusus dibuat untukmu?
Jika ya, mungkin kamu perlu berpikir ulang tentang menggunakan media sosial.
Ada saran lain? Saya tunggu di kolom komentar, ya.
No comments:
Post a Comment