Ekonomi Koperasi - Berikut ulasan materi ekonomi Koperasi yang dibahas secara kompleks dan mencakup seluruh aspek perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia maupun dibahas secara submateri dengan konsep dan analisis kuantitatif atau kualitatif. Materi Ekonomi Koperasi ini juga memberikan gambaran tentang pembangunan yang terlaksana di Indonesia, baik itu pada oerde baru, orde lama, dan di masa reformasi. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
BAB I
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat
menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan
triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar
8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat
pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah
kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan
ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang
terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran
hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya
rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang
melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin
melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan
lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun
1998. (grafik 1)
Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan
pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen.
Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin
kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut
menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS
dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997.
Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus
tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan
dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu
negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suau negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional[1]. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan
pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur
produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Sumber daya alam yang dimiliki mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi
yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya
adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil
laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama
dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan
kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi
sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses
produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi,
sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang
ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk
menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di
masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
BAB II
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DAN JURANG PEMBANGUNAN
Jurang pembangunan Hingga Pertengahan Abad Kedua Puluh
Di bagian ini akan diterangkan studi Kuznets dan Zimmerman yang
menggambarkan perubahan perbedaan tingkat pembangunan dan perubahannya
yang, berlaku di antara pertengahan abab ke-19 pertengahan abad ke-20.
Kuznets merupakan, ahli ekonomi yang mempelopori studi sperti itu.
Karena itu hasil Studinya masih sangat sederhana. Gambaran yang lebih
lengkap dikemukakan oleh Zimmerman, dan Agus Maddison.
Hasil Studi Kuznets
Kuznets membuat perbandingan laju pembangunan ekonomi dari akhir abad
yang lalu di empat daerah berikut: (i) “Negara-negara Baru”, yaitu
negara-negara yang diciptakan oleh bangsa-bangsa Eropa Barat seperti
Amerika Scrikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru; (ii) Eropa Barat,
yaitu negara-negara Perancis Austria, Jerman, Swiss, dan negara-negara
Eropa Utara; (iii) daerah Eropa lainnya, yaitu Eropa Selatan dan Eropa
Timur; dan (iv) Rusia. Data yang diperbandingkannva adalah data
pendapatan per kapita di keempat daerah tersebut pada tahun-tahun
1894-95, 1938, dan 1949. Untuk tujuan analisisnva data pendapatan per
kapita yang dikumpulkannya itu diubah menjadi dalam bentuk angka indeks.
pendapatan per kapita daerah Eropa lainnya, untuk masing-masing tahun
di atas dijadikan sebagai dasar perbandingan dan diberi angka indeks
100. Angka indeks pendapatan per kapita di daerah lainnya ditentukan
berdasarkan kepada perbandingan di antara pendapatan per kapita daerah
yang hcrsangkutan dengan pendapatan per kapita daerah Eropa lainnva.
Hasil Studi Zimmerman
Zimmerman menggunakan data yang lebih Iengkap dalam
menganalisismengenai tingkat pembangunan ekonomi di beberapa daerah di
dunia di antara tahun 1860-1960, dan implikasinva kepada jurang
pembangunan. Menurut hasil penelitian Zimmerman pendapatan per kapita di
berbagai daerah di dunia ini pada tahun-tahun 1860, 1913, dan 1960 dan
laju perkembangan diataara ketiga tahun tersebut, adalah sepertl yang
ditunjukkan dalam Tabel 2.6. Gambaran itu menunjukkan bahwa, dinilai
dengan daya beli dolar Amerika Serikat pada tahun 1952-54, di antara
tahun 1860-1960 pendapatan per kapita dunia telah menigkat dari sebesar
U$90 menjadi US$400. Kenaikan ini berarti di antara kedua masa tersebut,
pendapatan per kapita dunia mengalami perkembangan rata-rata 1,52%
Mengenai corak perkembangan ekonomi dunia di antara tahun-tahn tersebut, sifa-sifatnya adalah seperti dirumuskan di bawah ini:
- Di tiga daerah, yaitu Amerika Utara, Rusia, dan jepang, tingkat pertambahan pendapatan per kapita melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata pendapatan per kapita dunia. Berarti kulga daerah itu meupakan daerah yang perkembangannya paling resat di dalam satu abad belakangan ini. Di Rusia, perkembangan pesat baru berlaku dalam periode 1913-60. Dalam periode ini Rusia merupakan Negara yang paling cepat berkembang dinuai.
- Lajunya tingkat petambahan pendaptan per-kapita di Erpa Barat, Eropa Selatan dan Amerika Latin berada dibawah perkembangan rata-rata dunia pada tahun 1860-1913 tetapi mendekati atau melebihinya pada periode 1913-1960 untuk periode 1860-1960.
BAB III
MENELUSURI ARTI PEMBANGUNAN
Kelemahan Pendapatan Per Kapita Sebagai Indeks Tingkat Kesejahteraan
Apabila kita membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di
beberapa negara berdasarkan pada tingkat pendapatan per kapita mereka,
maka secara radar atau tidak sebenamya kita telah menganggap bahwa
tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per
kapita masyarakat tersebut. Salah satu kelemahan penting dari
pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat kesejahteraan bersumber
dari anggapan ini. Sudah lama orang meragukan kesesuaian dari anggapan
bahwa tingkat pendapatan masyarakat merupakan pencerminan dari tingkat
kesejahteraan yang dinikmati sesuatu masyarakat. Diakui bahwa pada
umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Tetapi di samping
itu terdapat pula beberapa faktor lain yang adakalanya merupakan faktor
yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan. Cukup banyak
kenyataan yang membuktikan hal ini.
Beberapa Faktor Non-Ekonomi yang Menentukan Kesejahteraan
Kalau dibandingkan keadaan kehidupan masyarakat dalam suata negara
dan di antara berbagai negara, maka akan dapat dilihat bahwa banyak
faktor lain di luar tingkat pendapatan yang sangat berpengaruh kepada
tingkat kesejahteraan. Faktor nonekonomi seperti pengaruh adat istiadat
dalam kehidupan masyarakat, keadaan iklim dan alam selcitar, dan ada
tidaknya kebebasan be-tindak dan mengeluarkan pendapat merupakan
beberapa faktor yang akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat
kesejahteraan di negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tidak
banyak berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan)’clas dari beberapa contoh
di bawah ini.
Walaupun penduduk di pegunungan mempunyai pendapatan yang sama dengan penduduk yang
hidup di dataran rendah, berdasarkan kepada perbedaan keadaan alamnya
kita dapat mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di dataran
rendah adalah lebih tinggi. Keyakinan seperti ini didasarkan kepada
kenyataan bahwa pada umumnya penduduk dataran rendah menghadapi
tantangan alam yang sedikit. Di dataran rendah iklimnya tidak tedalu
dingin, pekerjaan di sektor pertanian lebih,
Beberapa Faktor Lain yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Dalam bentuk yang lebih spesifik, nilai pendapatan per kapita sebagai
indeks untuk menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan danjurang
tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian
mengabaikan adanya perbedaanperbedaan dalam hal-hal berikut di antara
berbagai negara:
- Komposisi umur penduduk.
- Distribusi pendapatan masyarakat.
- Pola pengeluaran masyarakat.
- Komposisi pendapatan nasional.
- Jumlah masa lapang (leisure) yang dinikmati masyarakat,
- Per-ubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran.
1. Komposisi UmurPenduduk
Di negara berkembang proporsi penduduk yang di bawah umur dan
orang-orang muda adalah lebih tinggi dari negara maju. Dengan demikian,
perbandingan pendapatan setiap keluarga di kedua golongan negara itu
tidaklah seburuk seperti yang digambarkan dengan membandingkan tingkat
pendapatan per kapita mereka. Apabila suatu keluarga terdiri dari 6
orang berpendapatan US$1000 dan sate keluarga lain berpendapatan US$500
terdiri dari 3 anggota keluarga, maka besar kemungkinan keluarga yang
terdiri dari 6 orang tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi. Ini disebabkan karena beberapa jenis perbelanjaan seperti
pembayaran air dan listrik, perumahan dan barang-barang lain yang
digunakan secara bersama tidak banyak berbeda di antara kedua keluarga
tersebut.
2 Distribusi Pendapatan Masyarakat
Di samping tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor
penting lainnya yang menentukan keadaan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya. Faktor ini tidak diperhatikan dalam membandingkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan perubahannya dari masa ke masa, jika indeks
yang digunakan adalah tingkat pendapatan per kapita. pada akhir-akhir
ini, dari pengamatan atas thasil-hash pembangunan di negara berkembang,
makin meluas kesadaran bahwa walaupun dalam sejarah pembangunan negara
maju telah terbukti pembangunan ekonomi pada akhirnya akan di ikuti
oleh.
MASALAH PENGANGGURAN DI NEGARA BERKEMBANG
Dalam pembangunan ekonomi di negara berkembang penganggura-nyan_g
semakin bertambah ju ahnya merupakanmasalahyang lebih rumit dan lebih
serius dari masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang
menguntungkan penduduk yang berpendapat terendah. Keadaan di negara
berkembang dalam beberapa dasa ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi
tidak sanggup menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dari
pertambahan penduduk. Oleh karenanya masalah pengangguran yang dihadapi
dari tahun ke tahun semakin lama semakin bertambah serius. Lebih malang
lagi, di beberapa negara miskin bukan saja jumlah pengangguran menjadi
bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari keseluruhan tenaga
kerja telah menjadi bertambah tinggi.
Dengan cara Beckerman ini indek tingkat kesejahteraan dari
masing-masing negara ditentukan berdasarkan kepada tingkat konsums
jumlah stok barang dari beberapa jenis barang tertentu yang datanya
dapat dengan mudah diperoleh di Negara berkembang data tersbut adalah:
- Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun dan dinyatakan dalam kilogram
- Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 dan dinyatakan 1 ton.
- jumlah Surat dalam negeri dalam satu tahun.
- Jumlah stok pesawat radio dikalikan 10.
- Jumlah stok telepon dikalikan 10.
- Jumlah stok berbagai jenis kendaraan.
- Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun dinyatakan dalam kilogram
ertambahan jumlah penduduk yang sangat besar di negara berkembang.
Hal ini menimbulkan beberapa masalah pada usaha-usaha pembangunan
karena, di satu pihak, pertambahan penduduk yang sangat tinggi akan
menimbulkan perkembangan jumlah tenaga kerja yang hampir sama cepatnya.
Di lain pihak, kemampuan negara itu menciptakan kesempatan kerja yang
barn sangat terbatas. Sebagai akibat dari kedua keadaan yang
bertentangan, pertambahan penduduk menimbulkan masalah-masalah berikut:
(i) jumlah pengangguran yang sudah cukup serius keadaannya
MASALAH PENDUDUK
Di negara berkembang pertumbuhan penduduk yang sangat besar
jumlahnya, menambah kerumitan masalah pembangunan. Dapatlah dikatakan
bahwa masalah penduduk merupakan, salah satu masalah pembangunan yang
paling utama dan paling sukar diatasi.
Faktor yang Mempercepat Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk dunia yang besar jumlahnya tersebut disebabkan olch dua faktor. Yang pertama adalah jumlah penduduk yang
sudah terlalu banyak dewasa ini. Semenjak permulaan abad lalu, yaitu
dalam waktu satu abad, pcnduduk dunia telah berkembang dari 1,6 miliar
menjadi lebih dari 6 miliar. pertambahan pcnduduk yang demikian besar
dalam waktu singkat tersebut belum pernah terjadi dalam sejarah. Pada
pertengahan abad ketujuh belas (tahun 1650), pcnduduk dunia ditaksir
berjumlah 545 juta Jiwa, dan satu setengah abad kemudian yaitu pada
tahun 1800 penduduk dunia baru berjumlah 906 juta.
Faktor kedua, dan yang lebih penting, yang menyebabkan perkembangan penduduk yang sangat pesat dewasa ini adalah tingakat pertambahan penduduk yang
relatif sangat cepat dalam beberapa dasawarsa belakangan ini. Bahwa
pada masa ini cepatnya tingkat pertambahan pcnduduk adalah lebih besar
daripada masa-masa sebelumriya sudah dapat disimpulkar, dari gambaran
mengenai keadaan perkembangan pcnduduk yang baru saja dijelaskan.
Pendapatan per kapitanya. Negara di dunia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
- 1. Low income countries (LIC) atau negara yang berpendapatan rendah.
- 2. Middle income countries (MIC) atau negara berpendapatan menengah.
- 3. High income countries (HIC) atau negara yang berpendapatan tinggi.
BAB V
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN TINGKAT PERKEMBANGAN PENDUDUK YANG CEPAT
Tahap-tahap Perkembangan Penduduk
Tahap pertama antara tahun 1900 sampai tahun 1920—ddah periode di
many tingkat perkembangan penduduk lambat. Dalam tahap ini penduduk
tidak selalu berkernbang. Adakalanya jumlah penduduk mengalami
kemunduran yang timbul Sebagai akibat bahaya kclaparan atau wabah
penyakit. Ciri lain dan lebih penting dari tahap ini adalah terdapatnya
tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi. Kedua faktor ini
menyebabkan tingkat pertambahan penduduk rendah.
Tahap kedua, yaitu dari akl-iir tahap pertama hingga tahun 1950 merupakan periode yang ditandai dengan penurunan tingkat kematian, narnun tingkat kelahiran tidak mengalarni perubahan. Faktor yang menvebabkan penurunan tingkat kematian, Z:) tersebut adalah kemajuan dalam bidang kedokteran dan perluasan pdayanan kesehatan kepada masyarakat..
Didasarkan pada sifat ketiga tahap perkembangan penduduk tersebut
dapat disimpulkan bahwa perkembangan penduduk yang sangat pesac di
negara berkembang disebabkan oleh proses penurunan tingkat kematian yang
tidak diikuti oleh penurunan dalam tingkat kelahiran. Sebagai akibatnya
perbedaan antara tingkat kelahiran dan kematian, yang terutania
menentukan tingkat pertambahan penduduk di suatu negara (faktor lain
adalah perpindahan penduduk dari negara lain), menjadi scn-iakin bertambala besar.
MASALAH PERPINDAHAN PENDUDUK DARI DAERAH PEDESAAN KE KOTA BESAR
Di samping, pertambahan jumlah pengangguran di daerah
pedesaan, pertambahan penduduk clan tenaga kerja yang semakin cepat dan
besar di sektor pertanian menimbulkan pula masalah penting lain yang
harus diatasi negara berkembang, yaitu masalah perpindahan penduduk yang
sangat berlebihan dari daerah pedesaan ke kotakota besar. Migrasi dari
desa ke kota bukan saja memperburuk masalah pengangguran dan underemployment di
kota-kota besar, akan tetapi juga mcnimbulkan banyak masalah lainnya,
seperti masalah kongesti/kesesakan, penyerobotan tanah dan pembangunan
rumah liar, daerah perumahan yang kurang memadal (slumps), dan sebagainya.
Urbanisasi di Negara Maju
TEORI-TEORI HAMBATAN PEMBANGUNAN
lima aspek dari teori yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut. Teori-teori tersebut adalah:
- Analisis mengenai pengaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa
- aspek dalam pembangunan ekonomi.
- Efek dualisme sosial dan teknologi terhadap mckanisinc pasar dan penggunaan tenaga kerja.
- Lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious circle ofpovei-ty) sebagai factor yang mengekalkan keterbelakangan.
- Struktur ekspor yang bcrupa bahan mentah dan efek-nya kepada kemungkinan mewujudkan pembangunan
- Proses sebab-akibat kumulatif (the circularcumulatire causation) dan efeknya kepada daerah yang lebih miskin.
EFEK TAK LANGSUNG PERKEMBANGAN PENDUDUK TERRADAP PEMBANGUNAN
Untuk melengkapi uraian mengenai pengaruh pertambahan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi, selanjutnya perlu pula dibahas
analisis-analisis vang menunjukkan pengaruh tidak langsung dari
perkembangan penduduk terhadap pertambahan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Seperti telah dikatakan, analisis serupa ini bertujuan untuk
menunjukkan pengaruh pertambahan penduduk yang pesat terhadap beberapa
faktor penting yang menentukan lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Berbagai analisis yang dikemukokan terutama menunjukkan pengaruh
pertambahan penduduk yang pesat kepada:
- Kemampuan masyarakat untuk menabung.
- Corak penanaman modal yang akan dilakukan.
- Pemerataan pendapatan.
- Strategi pemilihan teknologi yang akan digunakan.
- Keperluan untuk mempercepat kenaikan produksi bahan makanan.
- perkembangan perdagangan luar negeri.
Bagaimana perkembangan penduduk akan mempengaruhi berbagai faktor ini, dan selanjutnya menimbulkan efek kepada pembangunan ekonomi, akan diterangkan dalam uraian berikut.
- Pertambahan Penduduk dan Tingkat Tabungan
Salah satu kesimpulan yang dapat ditank dari teori Nelson adalah bahwa suatu masyarakat dapat rnelepaskan dirinya dari the low level equilibiiuin trap dengan
memperbesar tingkat penanaman modalnya sehingga menimbulkan pertambahan
pendapatan nasional yang lebih besar dari pertambahan penduduk. Unwk
menaikkan penanaman
- Pertambahan Penduduk dan penanaman Modal
Mengenai pengaruh pertambahan penduduk yang sangat cepat terhadap
corak penanaman modal, ahli-ahli ekonomi sepenul-inya sependapat bahwa
keadaan tersebut akan mengakibatkan beberapa perubahan yang tidak
menguntungkan struktur penanaman modal yang dilak-sanakan olch negara
berkembang.
- Pertambahan Penduduk dan. Pemerataan pendapatan
EFEK DUALISME EKONOMI TERHADAP MEKANISME PASAR
Salah satu ciri penting dari negara berkembang seperti telah
dijelaskan dalam Bab Satu, adalah: perekonomiannya bersifat dualistic.
Maksudnya, dalam perekonomian kegiatan ekonomi dapat dibedakan kepada
dun golongan: kegiatan ekonomi modern dan kegiatan ekonomi tradisional.
Beberapa pendapat telah dikemukakan tentang akibat yang kurang
menguntungkan dari adanya dualisme tersebut terhadap kemungkinan untuk
mengembangkan perekonomian, terutama yang masih menjalankan
kegiatan-kegiatannya secara tradisional. Analisis-analisis tersebut pada
dasarnya menunjukkan bahwa ciri ekonomi yang bersifat dualistic
tersebut, terutama dualisme sosial dan teknologi, menimbulkan
keadaan-keadaan yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara
semestinya. Dan ketidaksempurnaan mekanisme pasar ini selanjutnya
men’akibatkan cumber daya yang tersedia tidak digunakan secara efisien.
Efek Dualisme Teknologi
Yangpertama, di dalam keadaan di mana dualisme teknologi
sebagai akibat dominannya modal asing atas sektor modern, sebagian
besar keuntungan yang diperoleh akan dibawa ke luar negeri. Ini akan
mengurangi potensi tabungan yang dapat dikerahkan untuk penanaman modal
di dolah negeri lajunya pembangunan ekonomi. Walau demikian, keadaan
yang kurang menguntungkan ini tidal, perlu dianggap sebagai suatu
masalah yang serius, karena setelah Perang Dania 11 peranan modal asing
di sektor pertanian dan pertambangan di negara berkcmbano,
Judah kian berkurang. Tabungan asing di sektor tersebut hanya merupakan
sebagian kecil saja dari sejumlah tabungan lain yang bisa dikerahkan.
EFEK LINGKARAN PERANGKAP KEMISKINAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
Yang dimaksudkan dengan lingkaran perangkap keiniskinan (the vicious circle OfPovol)) atau dengan selengkatpemykap kemiskinan, nan, adalah serangkaian kekuatan yang sating inemperigaml-ii secara secicirilkiari rupa sehingga menimbulkan keadaan d:
inana sesuarLi negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami banyak
kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Teori
ini terutama dikaitkan kepada name Nurkse, seorang ahli ekonomi yang
merintis mengenai masalah pembentukan modal di negara berkembang.
Nurkse inengempkakan teorinva tersebut scbagai suite landasan untuk
menjelaskan tentang perlunnya dilaksanakan strategi.
BAB VI
HAMBATAN PEMBANGUNAN FAKTOR LUAR NEGERI
Ahli -ahli ekonomi Klasik telah menunjukkan beberapa keuntungan yang
mungkin diperoleh apabila mengadakan hubungan ekonomi dan perdagangan
dengan negara lain. Apabila keuntungan ini dapat benar-benar diperolch,
hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain dapat merupakan alas
pendorong penning untuk mempercepat pernbangunan ekonomi. Akan tetapi
malangnya, walaupun sejak beberapa abad lain kebanyakan negara
berkembang telah melakukan hubungan dengan dunia luar, terutaima dengan
negara maul, keuntungan yang, tclah diperolch belumlah mencapai tingkat yang,
cukup menggembirakan. Sebaliknva, segolongan ahli ekonomi mengaanggap
bahwa hubungan tersebut telah menghambat negara berkembang mencapai
perkembangan yang iebih pesat.
EKSPOR DAN PEMBANGUNAN EKONOMI: PANDANGAN RICARDO
Sejak beberapa abad lalu ahli ckonomi telah menelaah peranan ekspor
dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di
dalam masa Klasik analisis mengenai keterkaitan antara perdagangan luar
negeri dan pembangunan mendapat perhatian yang lebih besar lagi.
Beberapa ahli ekonomi pada masa itu, Ricardo, Smith, dan Mill telah
menujukan bahwa perdagangan luau negeri seperti perdaganga dan
memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan dapat mempercepat
perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila pandangan mereka mengenai
keuntungan-keuntungan perdagangan luar negeri digabungkan, maka dapat
dikatakan bahwa ahli-ahli ekonomi Klasik mengemukakan tiga sumbangan
penting perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi. Keuntungan
yang pertama Ricardo menyatakan Apabila suatu Negara sudah mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh, perdangangan luar negeri memungkinkan
mencapai tingkat konsumsi yang lebih tingi dari pada yang mungkin
dicapai tanpa adanya kegiatan tersebut. Sedangkan Smith dan Mill
mengemukakan dua keuntngan lainya yaitu (i) memunginkan suatu Negara
memperluas pasar atas hasill produksinya dan (ii) memungkinkan Negara
tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan diluar negeri, yang
lebih baik dari pada yang terdapat dalam negeri.
Skspor Dan Pembangunan Ekonomi: Pandangan Smith Dan Mill
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, ada dua keuntungan lain
darimengadakan hubungan ekonomi dengan Negara lain, yaitu dapat
memperluas pasar dan dapat memperolch teknologi yang lebih baik daripada
yang ada di dalam negeri. Adam Smith merupakan ahli ekonomi Klasik
pertama yang menunjukkan kemungkinan memperolch kedua keuntungan ini.
Pada pokoknya la berpendapat bahwa, pertaina, dengan adanya perdagangan
luar negeri, negara dapat menaikkan produksi barangbarang yang sudah
tidak dapat dijual lagi di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual
ke luar negeri. Dan selanjutnya, dengan adanya ekspor tersebut negara
itu dapat mengimpor barang luar negeri dan menambah jumlah barang yang
dapat dikonsumsi- kan oleh penduduknya. Mengenai keuntungan yang kedua, Smith
menjelaskan bahwa perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sektor
produktif untuk menggunakan teknik produksi yang lebih tinggi prod
uktivi tas n ya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan
hal ini adalah dengan mengimpor teknologi yang lebih tinggi dari luar
negeri.
Pandangan bahwa perdagangan luar negeri dan hubungan ekonomi dengan
negara lain dapat mempertinggi tingkat produktivitas kegiatan
memproduksi diuraikan dengan lebih mendalam oleh John Stuart Mill.
Menurut pendapatnya ada beberapa faktor yang menyebabkan perdagangan
luar negeri akan menaikkan tingkat produktivitas. Sama dengan Smith,
Mill berpendapat bahwa perluasan pasar yang diakibatkan olch perdagangan
luar negeri akan mendorong dilaksanakannya perbaikan-perbaikan
teknologi yang digunakan dalam proses produksi. perdagangan
luar negeri akan mempertinggi tingkat spesialisasi, mempertinggi
efisiensi penggunaan mesin yang ada, dan akan mendorong usaha-usaha
untuk memperbaiki efisiensi proses produksi dengan mengadakan pcmbaruan
(inovasi).
Perbandingan Teori Ricardo Dengan Teori Smith Dan Mill
Apabila dibandingkan teori Ricardo di satu pihak dengan teori Smith
dan Mill di lain pihak, dapat disimpulkan bahwa di antara teori-teori
itu terdapat tiga perbedaan peering.
Pertama, dalam doktrin comparative costs yang
dikemukakan oleh Ricardo dimisalkan bahwa tingkat kesempatan kerja
penuh sudah tercapai. Oleh karena itu produksi suatu barang hanya dapat
dinaikan dengan mengurangi produksi baranglainnya. faktor-faktor
produksi, oleh karenanya produksi suatu barang masih dapat ditambah
tanpa mengurangi produksi barang lainnya. Maka apabila perdagangan luar
negeri dilakukan, hanya dapat ditambah dengan memindahkan sebagian
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang yang
dapat dilmpor. Hal ini tidak perlu terjadi menurut teori Smith dan Mill.
produksi barang yang dapat diekspor dapar ditambah dengan
menggunakan faktor-faktor produksi yang menganggur dan dengan
mempertinggi teknologi yang digunakan dalam proses produksi.
Perbedaan yang kedua, dalam doktrin comparative costs dianggap
terdapat dua hal berikut: (i) jumlah permintaan dalam masyarakat cukiip
besar sehingga mernungkinkin dicapainya tingkat kesempatan kerja penuh;
dan (ii) mobilitas faktor-faktor produksi adalah sempurna. Dalam kedua
teori lainnya, hal-hal yang dirnyatakan ini tidak periu wujud. Doktrin vent for sutlus dan productivity menganggap
bahwa permintaan ) dalam masvarakat sudah seluruhnya dipenuhi sebelum
tingkat kesempatan tercapai. Maka faktor-faktor produksi yang belum
digunakan terpaksa menganggur. DoCim, keadaan seperti ini perluasan
pasar ke luar negeri akan menaikkan permintaan. Selanjutnya kenaikan
permintaan ini akan menaikkan produksi dan mempertinggi tingkat
penggunaar, faktor-faktor produksi.
EFEK STRUKTUR EKSPOR KOLONIAL TERHADAP PEMBANGUNAN
Sifat-sifat Sektor Ekspor
Dipandang dari sudut sifat atau ciri sektor ekspor, tingkat laju
pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari perkembangan ekspor, akan
menjadi bertambah tinggi apabila berlaku keadaan-keadaan berikut:
- Tingkat perkembangan ekspor bertambah tinggi.
- Akibat langsung dari kegiatan ekspor terhadap kesempatan kerja adalah tinggi
- Hanya sebagian kecil pendapatan dari ekspor diterima oleh golongan masyarakat yang memiliki kecondongan marjinal mengimpor (marginal propensity to import) yang tinggi.
- penanaman modal yang dilakukan dan dibiayai oleh tabungan sekcor ekspor sangat produktif.
- perkembangan ekspor diciptakan oleh perkembangan teknologi, bukan oleh perluasan kegiatan tersebut.
- Hubungan kait mengait diantara sector ekspor dengan sector-sektor lain sangat erat.
- Pendapatan ekspor tetap berada didalam negeri.
PROSES SEBAB-AKIBAT KUMULATIF
Teori yang dikemukakan oleh Myrdal ini mengemukakan sebab-sebab dari
bertambah memburuknya perbedaan tingkat pembangunan di berbagai daerah
dalam suatu negara. Tetapi ia menekankan bahwa Lori tersebut dapat pula
digunakan untuk menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya jurang
pembangunan antara negara miskin dan negara kaya. Teori Klasik
berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang mekanisme pasar akan menciptakan
pembangunan yang seimbang antara berbagai daerah dan negara. Myrdal
tidak sependapat dengan pandangan ini dan berkeyakinan bahwa dalam
proses pembangunan ada faktor-faktor yang akan memperburuk- perbedaan
tingkat pembangunan antara berbagai daerah atau negara. Keadaan seperti
itu terjadi akibat dari suatu proses sebab-akibat kumulatif (circular cumulative causation).
Dari Berbagai Sumber.
Artikel Terkait :
Dari Berbagai Sumber.
Artikel Terkait :
No comments:
Post a Comment