Lubangnya Terlalu Dalam

Aha… Hari ini saya mau membagikan sebuah kisah yang saya dapat dari guru spiritual saya. Cerita inspirasi ini memberikan banyak manfaat pada saya. Dan sesuai kodratnya, saya bagikan pada pemirsa semua hari ini. Saya harap bila pemirsa mendapatkan manfaat juga setelah membaca cerita ini, silahkan bagikan juga pada teman-teman, keluarga, adik kakak, nini teteh, paman bibi, asuk a i, om tante, atau siapapun yang pemirsa pikir itu akan bermanfaat juga baginya. Demikian cerita inspirasinya saya bawakan ya ..
Seseorang suatu hari berjalan dalam hutan dan melihat sebuah lubang. Di dasar lubang itu ada harta karun senilai ratusan juta. Ia mencondongkan badannya dan berusaha mengambil harta itu, tapi lubangnya terlalu dalam. Ia lebih mencondongkan badannya lagi dan mengulurkan tangannya, tapi masih saja ia tak mampu menjangkau harta itu. Lalu ia mengeluh,” Lubangnya terlalu dalam, lubangnya terlalu dalam…”
Orang lain datang ke sana dan bertanya,” Ada apa kawan?” Orang pertama pun menjawab,”Lihatlah ada harta karun di bawah sana, tapi saya tak bisa menjangkaunya, lubangnya terlalu dalam.” Lalu orang kedua berkata pada orang pertama ini,” Coba minggir, akan saya tunjukkan padamu apa masalahnya.” Ia mengambil sebatang galah. “Masalahnya bukan lubangnya yang terlalu dalam, tapi tanganmu yang terlalu pendek. ” Ia menjulurkan galah di tangannya dan mengambil harta itu lantas pergi.
Nah, apa makna dari cerita inspirasi ini? Ketika kita mengeluh ” lubangnya terlalu dalam” kita tidak melalukan apapun untuk memperbaikinya. Kita terus menerus mengeluh dan berpikir negatif. Dan akhirnya tidak akan mendapatkan apa-apa. Faktanya lubang itu tidak pernah terlalu dalam, tangan kitalah yang pendek. Kita selalu bisa mengulurkan lengan dengan bantuan galah. Daripada selalu mengeluh, lebih baik kita berpikir positif dan melakukan sesuatu yang bisa mengubah keadaan, dengan cara mengubah cara kita berpikir dan bersikap.
Nah, artikel ini saya sharingkan menjelang isu kenaikan BBM oleh pemerintah per tgl 1 April. Kita semua tentunya tidak menginginkan hal ini. Namun kita sulit juga untuk mengubah pemerintah. Pemerintah bisa jadi punya kebijakan tersendiri. Nah, daripada kita mengeluhkan, BBM naik, BBM naik, lebih baik kita mengubah cara kita berpikir dan bersikap. Ini yang bisa kita lakukan. Saya ingat ada pepatah lama yang berbunyi : “Saya ingin mengubah dunia. Namun ternyata setelah dicoba, tidak bisa. Saya ingin mengubah negara, juga dicoba dan tidak bisa. Saya ingin mengubah lingkungan, Saya ingin mengubah keluarga, dicoba juga tidak bisa. Dan akhirnya Saya mengubah diri saya (lubangnya terlalu dalam), dan segalanya berubah. Nah, daripada mengeluhkan, , lebih baik jadi lebih mandiri. Mulai membangun penghasilan tambahan, mulai membangun aset, mengurangi pengeluaran yang bisa dialihkan ke aset (orang merokok bisa, padahal harga rokok sama atau lebih dari harga bensin seliter, dialihkan duit untuk merokok ke hal lain, dikumpulin dijadiin tambahan modal). Saya dulu pernah juga berpikir negatif dan mengeluhkan keadaan,”keadaan lebih sulit sekarang ini. Saingan tambah banyak. Mau usaha apa ya, semua usaha sudah banyak. Kalaupun baru, nanti terus ditiru, dan banyak saingannya.” Saya dulu pernah mengeluh seperti ini. Namun, apa hasilnya? Saya tidak kemana-mana. Yang saya dapatkan hanyalah pusing. Sementara, ada orang-orang yang mulai bergerak, terus melaju, dan mereka berkembang, terus berkembang. Jadi sesungguhnya, keadaan apapun tergantung cara kita menyikapinya. Nah, setelah saya mengetahui kisah cerita inspirasi ini, saya tobat!! Saya tidak mau lagi mengeluhkan keadaan. Saya lah yang mengubah keadaan. Itu saya.. Bagaimana dengan Sahabat Pemirsa?

No comments: