REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Industri fotovoltaik dalam negeri akan membuat sel surya sendiri pada 2012.
"Industri fotovoltaik Indonesia saat ini baru memproduksi modul surya
dan sistem surya, namun rencananya tahun ini PT Len Industri akan
membangun sel surya dengan kekuatan 60 megawatt power peak (MWp),
sebelumnya sel surya masih diimpor," kata Asep Sopandi dari Asosiasi
Pabrikan Modul Surya Indonesia (Apamsi) di Jakarta, Kamis.Menurut Asep, industri fotovaltaik (aplikasi panel surya untuk energi) baru membuat modul surya dan sistem tenaga surya.
"Untuk sistem sudah ada puluhan kontraktor yang membangun 'solar farm' sedangkan pabrik modul hanya ada enam yang bergabung di Apamsi, tapi masih ada dua pabrik yang belum bergabung," ungkap Asep.
Keenam pabrikan tersebut memiliki total kapasitas sebesar 60 MWp dengan nilai investasi 900 ribu dolar AS/10 MWp/tahun.
"Kami juga berencana untuk membangun industri panel surya yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yaitu pembangunan modul surya berkekuatan 30 MWp, sel surya dengan kekuatan 60 MWp, 'wafering' dengan kekuatan 15 juta per tahun, pada 2012-2013," jelas Asep.
Selanjutnya pada 2014-2017 dibangun pabrikan ingot, 2018-2022 pembangunan solar grade dan pada 2025-2030 pembangunan metallurgical grade.
"Sejauh ini pemerintah memang sudah memberikan dukungan bagi pertumbuhan industri tenaga surya lewat keputusan presiden maupun peraturan menteri namun industri fotovoltaik masih menjadi proyek pemerintah yaitu bagi kebutuhan Kementerian ESDM dan Kementerian Daerah Tertinggal," tambah Asep.
Padahal menurut dia, masih ada pasar industri dan swasta selain penyaluran listrik tenaga surya ke daerah terpencil.
"Namun kami harus kompetitif dari segi harga dan kualitas agar dapat bersaing dengan produk China yang kapasitasnya sudah mencapai gigawatt," ungkap Asep.
No comments:
Post a Comment