Kata
Pengantar
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melilmahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Motivasi Kerja dalam manajemen Keperawatan”
Penulisan makalah ini disusun guna untuk menambah pengetahuan kepada
penulis dan para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah mungkin selesai tanpa adanya
bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai
pihak. Penulis berdo’a semoga Allah membalas semua kebaikan, bantuan, dan
keikhlasan yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan informasi, ilmu, dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Pangkajene, 5 juni
2012
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar……………………………………………………………………i
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………….1
A.
Latar
Belakang…………………………………………………………………..1
B.
Rumusan
Masalah………………………………………………………………. 2
C. Tujuan
Masalah…………………………………………………………………. 2
D.
Manfaat
Penulisan………………………………………………………………. 2
Bab II Tinjauan Pustaka…………………………………………………………6
A.
Pengertian
Motivasi………………………………………………………………6
B.
Tujuan
Motivasi…………………………………………………………………. 8
C. Teori
Motivasi…………………………………………………………………….8
D. Upaya Peningkatan
Motivasi Kerja…………………………………………….11
E. Proses Motivasi……………………………………………………………………11
Bab III
Penutup…………………………………………………………………..13
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….13
B.Saran………………………………………………………………………………13
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah
suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta
sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagonis pengobatan penyakit yang di derita
oleh pasien (Azwar, 1996).
Pelayanan yang
berkualitas di dukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain sumber daya
manusia, standar pelayanan termasuk standar praktik keperawatan dan fasilitas.
Sumber-sumber yang tersedia di manfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna,
sehingga tujuan institusi penyelenggara pelayanan dapat tercapai dengan
kualitas tinggi (Gilles, 1999).
Para pelaksana
pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan (medical staff), adapun
yang dimaksud pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka yang bekerja
dirumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan medis dirumah sakit (Azwar,
1996). Sesuai dengan pengertian yang seperti ini maka tugas utama kalangan
kesehatan ialah menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.
Menurut surat keputusan
mentri kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok rumah sakit ialah melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya rumah sakit
sebagai unit usaha di bidang jasa terutama untuk pemulihan, rehabilitasi,
pemeliharaan, peningkatan pendidikan dan riset kesehatan memerlukan pengelolaan
secara profesional agar mutu pelayanan kepada pasien dan keluarga menjadi baik.
Sehubungan dengan
peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, khususnya di rumah
sakit dengan tugas yang harus dilaksanakan berkenaan dengan klien dan
aspek-aspeknya sebagai manusia yang utuh dibutuhkan tenaga perawat yang
terampil, berbudi luhur, serta mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga
dapat memberikan pelayanan yang bermutu
Perawat adalah
memberikan pelayanan pembinaan kesehatan yang diarahkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta membantu orang mengatasi dengan cara seunik
mungkin, masalah kehidupan sehari-hari, penyakit dan cidera, cacat maupun
kematian, pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemajuan menuju kepada
kemampuan melaksanakan sehari-hari Menurut (Wolf, dkk, 1999).
Keperawatan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena itu tujuan
pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah sakit.
Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan tugasnya atau dalam memberikan pelayanan
perawatan pada pasien harus mengerti dan memahami pendekatan proses keperawatan
yang meliputi empat yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang masing-masing berkesinambungan dan berkaitan satu sama lainnya (Depkes,
1994).
Dengan motivasi yang
tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam
melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para
anggota organisasi tersebut akan terpelihara pula (Siagian, 1997).
Motivasi adalah
sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktifitas, dan gerakan yang
mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al, 1980). Akan tetapi
kesediaan mengarahkan usaha tersebut sangat bergantung pada kemampuan seseorang
untuk memuaskan berbagai kebutuhannya. Usaha merupakan ukuran intensitas
kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi yang bersangkutan akan
berusaha keras meningkatkan penampilan kerja (Bernard, Berebson, & A.
Stieiner, Illyas, 2001).
Motivasi pada dasarnya
adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan kebutuhan karyawan,
penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan karyawan
serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan karyawan
(Azwar, 1996).
Namun demikian, untuk
menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang di perkirakan.
Permasalahannya adalah, pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja sangat
bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat
dilihat dalam satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dan tekun dalam
bekerja, sangat produktif dan mempunyai kemampuan tinggi dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan. Sebaliknya ada
perawat yang malas, dan kurang memiliki semangat dan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja rendah.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat
dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi semakin
penting karena membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan
dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang
perawat harus memiliki kemampuan dan keterampilan tentang teknik-teknik
motivasi untuk dapat menggerakan perawat melaksanakan peran, fungsi, tugas dan
tanggung jawabnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Proses keperawatan mempunyai empat manfaat yaitu dari
segi administrasi, hukum, ekonomi, dan pendidikan (Gaffar. 1999). Dipandang
dari administrasi, proses keperawatan mempunyai andil besar bagi
profesionalisme secara langsung maupun tidak langsung.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang masalah, maka peneliti membuat perumusan masalah penelitian
mengenai hubungan motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dalam pelaksanaan proses
asuhan keperawatan dengan dokumentasi keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya
gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2. Diketahuinya hubungan motivasi perawat dalam pelaksanaan
proses asuhan keperawatan
D. Manfaat
Penulisan
1. Manfaat Untuk
Institusi Pelayanan
Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan telaahan manajemen untuk menentukan strategi
pengolahan sumber daya manusia keperawatan dalam mengembangkan dan meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Manfaat Untuk
Institusi Pendidikan
Sebagai masukan proses
pendidikan untuk membentuk pola motivasi yang dapat diterapkan pada peserta
didik sejak dini,dan peserta didik mendapat pengetahuan tentang pentingnya
pendokumentasian di rumah sakit, sehingga menghasilkan perawat yang mempunyai
dedikasi yang tinggi pada profesi keperawatan.
3. Manfaat Untuk
Penulis
Kegunaan untuk penulis
adalah bahwa penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan serta
merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga sehingga diharapkan dapat
berguna pada waktu terjun ke rumah sakit nanti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motif adalah
rangsangan, dorongan, dan aataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang
sehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan
dan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat
tersebut nau berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang
telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).
Motivasi hanya akan
berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan yang dimiliki oleh
organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut (Azwar, 1996).
Dengan demikian langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang
dimiliki oleh orang perorang dan ataupun sekelompok masyarakat untuk kemudian
di upayakan memadukannya dengan tujuan organisasi.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
sesorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan
dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005). Sedangkan motivasi adalah kondisi yang
menggerakan diri karyawan untuk lebih terarah dalam mencapai tujuan
organisasi/ujuan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002).
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi
semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk
dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya.
Motivasi kerja ialah suatu kondisi yang berpengaruh
untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara prilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2007). Terdapat beberapa
prinsip dalam memotivasi kerja perawat yaitu :
1. Prinsip
partisipatif
Perawat perlu
diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai oleh pemimpin.
2. Prisip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas.
3. Prinsip mengakui
andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai
andil dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Prinsip
pendelegasian wewenang
Pemimpin akan
memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu
dapat mengambil keputusan terhadap pekaryaan yang dilakukannya, akan membuat
pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip memberi
perhatian
Pemimpin memberikan
perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahannya, sehingga bawahan
akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.
B.
tujuan motivasi
Secara umum dapat
dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Makin jelas tujuan
yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan
motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi.
C. Teori-teori Motivasi
1. Hirarki Kebutuhan Maslow
Pada awal
publikasinya, Maslow mengatakan bahwa kebutuhan seseorang dapat di susun
kedalam pola hirarki. Kebutuhan yang dimaksud diasumsikan untuk menjalankan
keinginan khusus, kebutuhan tingkat rendah berpotensi untuk mengontrol prilaku
sampai kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan dan kemudian kebutuhan tingkat
lebih tinggi bertanggung jawab menggerakan dan mengarahkan prilaku.
-
Kebutuhan Dasar
/ Fisiologis
Perwujudan paling
nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti
sandang, pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis itu berkaitan
dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Kebutuhan itu bersifat universal,
tidak mengenal batas geografis, tingkat pendidikan, status sosial, profesi dan
faktor lainya yang menunjukan keberadaan seseorang. Meningkatnya kemampuan
seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhan tersebut cenderung mengakibatkan
terjadinya pergeseran pendekatan pemuasannya dari pendekatan yang sifatnya
kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif.
Manajer dalam dalam
organisasi perlu menyadari hal tersebut. Artinya merupakan hal yang wajar
apabila para pekerja berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi yang
pada giliranya memungkinkanya memuaskan berbagai kebutuhan fisiologisnya dengan
menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Siagian,
1995:150).
-
Kebutuhan
Keamanan
Kebutuhan keamanan
harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik, meskipun
hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang bersifat
psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang.
Perlakuan yang adil
dan manusiawi akan memelihara keseimbangan kejiwaan seseorang. Peran
ikatan pekerja atau profesi sangat diharapkan agar membantu mencapai perlakuan
yang adil. Keamanan juga menyangkut security of tenure, artinya terdapat
jaminan masa kerja, bahwa seseorang tidak akan mengalami pemutusan hubungan
kerja selama yang bersangkutan menunjukan prestasi kerja yang memuaskan dan
tidak melakukan berbagai tindakan yang sangat merugikan organisasi (Siagian, 1995
: 151).
-
Kebutuhan Sosial
Karena manusia adalah
mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul secara naluri karena sifatnya yang
naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan yang terus bertumbuh
dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga karena sifatnya yang naluriah,
keinginan memuaskanya pun berada pada intensitas yang tinggi karena itulah
terdapat kecendrungan orang untuk memasuki berbagai kelompok yang diharapkan
dapat digunakan sebagai wahana pemuasannya (Siagian,1995;153).
-
Kebutuhan
Penghargaan
Salah satu ciri
manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena itu semua orang memerlukan
pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadan dan setatus
sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai lambang baik gelar jabatan,
yang penggunaanya sering di pandang sebagai hak seseorang di dalam dan di luar
organisasi .
-
Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Merupakan titik
komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan manusia. Aktualisasi
diri berhubungan dengan konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri adalah
motivasi seseorang untuk mentransformasikan persepsi dirinya kedalam realita.
Pendapat yang dewasa ini n dikalangan para ilmuwan
yang mendapat teori motivasi mengatakan bahwa berbagai kebutuhan manusia ini
merupakan rangkaian, bukan hirarki. Artinya dengan sekali lagi menggunakan
klasifikasi Maslow, sambil memuaskan kebutuhan fisiologis, seseorang butuh
keamanan, ingin dikasihi oleh orang lain, mau dihormati dan akan sangat gembira
apabila potensi yang masih terpendam dalam dirinya dikembangkan (Siagian, 1995
: 161).
2. Menurut Herzberg,orang
menginginkan dua macam faktor kebutuhan yaitu (Hasibuan, 2005) :
1. Kebutuhan akan
kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan maintenance factors. Maintenance
factors (faktor pemeliharaan) berhubungan dengan hakikat
manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah.
2.
Faktor pemeliharaan
menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian
kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila
terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang
dapat meningkatkan prestasi kerja yang baik.
D. Upaya
Peningkatan Motivasi Kerja
Bertitik tolak dari
teori Maslow jelas terlihat bahwa para manajer suatu organisasi, terutama para
manajer puncak harus selalu berusaha memuaskan berbagai jenis kebutuhan para
bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan kebutuhan para bawahan
itu adalah dengan menggunakan teknik motivasi yang tepat. Teknik motivasi yang
efektif ialah teknik yang ditunjukan kepada dan disesuaikan dengan kebutuhan
individual. Sasarannya ialah bahwa dengan demikian manajer yang bersangkutan
akan lebih mampu meyakinkan para bawahannya bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi,
tujuan-tujuan pribadi para bawahan itu akan ikut tercapai pula dan berbagai
kebutuhannya akan tercapai sesuai dengan persepsi bawahan yang bersangkutan.
Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu terdapat keyakinan bahwa
terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi sebagai
keseluruhan.
E. Proses Motivasi
Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling
berinteraksi dan bersifat interdependen:
1. need : kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik
maupun psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul akibat
ketidakseimbangan.
2. Driver : dorongan atau
motif timbul untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan
baik fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan
energi pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).
3. Incentives /
goal : segala sesuatu yang
akan mengurangi kebutuhan dan menurunkan dorongan tindakan. Dengan demikian
pencapaian tujuan akan mengembalikan keseimbangan fisiologis dan psikologis dan
menurunkan bahkan menghentikan dorongan.
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan
seseorang yang harus segera dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai
tujuan (Widayatun, 1999).
1.
Faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi adalah (Widayatun, 1999) :
a.
Faktor pisik & proses
mental
b.
Faktor hereditas,
lingkungan
c.
Faktor intrinsik
seseorang
d.
Fasilitas (sarana &
prasarana)
e.
Sikon
f.
Program dan aktifitas
g.
Media
2.
Bentuk-bentuk motivasi (Widayatun, 1999):
a.
Motivasi intrinsik adalah
motivasi yang datangnya dari dalam diri individu itu sendiri.
b.
Motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang datangnya dari luar individu.
c.
Motivasi terdesak yaitu
motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta
menghentak dasn cepat sekali munculnya pada prilaku aktifitas seseorang.
d.
Motivasi yang berhubungan
dengan idiologi politik, ekonomi, sosial dan budaya (Ipoleksosbud) dan hankam
yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu adalah mahluk
sosial.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat dalam melakukan pengkajian
pada Individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan
berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki,
aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian
Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap
Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi. Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai
Nursing Services menyangkut bidang yang amat luas sekali, secara sederhana
dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat
dari sejak lahir sampai meningal dunia dalam bentuk peningkatan Pengetahuan,
kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga orang tersebut
dapat secara optimal malakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa
memerlukan bantuan dan ataupun tergantung pada orang lain (Sieglar cit
Henderson, 2000)
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena
manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
B.
Saran
Dari kesimpulan diatas penulis
mengahrapkan perawat memiliki motivasi yang sangat besar dalam menjalankan
tugasnya sebagai perawat. Karena seorang perawat bisa menyembuhkan pasien baik
berupa psikis maupun fisik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Azwar, A, (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : PT
Binarupa Aksara.
Azwar, S, (1995). Sikap Manusia
Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Gaffar, La Ode, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional,
Jakarta : EGC.
Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :
Bumi Aksara.
Hastono,
Sutanto P, (2001). Analisis Data, Jakarta: Universitas Indonesia
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Keliat, B.A, (1996). Proses
Keperawata, Jakarta : EGC.
Notoatmodjo,
S, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, (2 th ed). Jakarta : PT
Rineka Cipta.
___________(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam,
(2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, (1 th ed). Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.
___________
(2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Jakarta:
Salemba Medika
___________
(2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional,
(2 th ed) Jakarta: Salemba Medika.
Siagian, P.
Sondang, (1995). Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka cipta.
Sugiyono,
(2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabet.
Tim Panitia Skripsi, (2008). Panduan
Skrips, Serang : Stikes Faletehan, Program
Studi
Ilmu Keperawatan.
Widayatun,
T.R, (1999). Ilmu Prilaku, Jakarta : PT Fajar Interpratama.
Yaslis,
Ilyas, (2001). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Jakarta : Universitas
Indonesia.